Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 129
(1-357)
Apabila engkau telah mengenal-Nya, tentu segala derita akan berubah menjadi nikmat. Sebaliknya, tanpa Dia pengetahuan hanya menghasilkan ilusi dan hikmah membuahkan sakit. Ya, tanpa cahaya-Nya semua wujud akan menangisimu, cahaya menjadi gelap, yang hidup menjadi mati, nikmat menjadi derita. Orang-orang yang dikasihi akan berubah pula menjadi musuh, keabadiaan berubah menjadi bencana, kesempurnaan akan sia-sia, usia hilang begitu saja, kehidupan menjadi siksa, akal menjadi hukuman, serta harapan akan meratap karena lara.

Siapa yang hidupnya untuk Allah, segala sesuatu akan berpihak padanya. Siapa yang hidupnya bukan untuk Allah, segala sesuatu akan berbahaya baginya. Alam baru bermanfaat dengan meninggalkan segalanya serta dengan memperhatikan bahwa segala sesuatu adalah milik-Nya. Dia yang menciptamu dengan bentuk yang berbagai lingkaran kebutuhan saling menyatu mengelilingimu. Dia menyiapkanmu dalam memenuhi kebutuhan terkecil yang setengahnya berupa juluran tanganmu dan menyiapkanmu dalam memenuhi sebagian yang lainnya sejarak antara azali dan abadi serta bumi dan arasy cukup dengan doa. “Andai tidak ada doa darimu, Tuhan tidak akan memedulikanmu”.[1] Anak kecil memanggil kedua orang tuanya terkait dengan sesuatu yang tak bisa dijangkau tangannya. Nah, seorang hamba menyeru Tuhannya terkait sesuatu yang tak mampu ia raih.

Ketahuilah bahwa kesempurnaan kreasi segala sesuatu merupakan rahasia keesaan. Kalau bukan karena keesaan yang tak disertai distribusi dan keterpilahan tentu kondisi ciptaan akan sangat berbeda-beda. Hal itu sama seperti satu mentari dan keberadaannya lewat manifestasinya pada setiap yang terkena cahayanya, mulai dari partikel yang bening hingga lautan. Rahasia ini bisa dilihat pada mentari yang tenang, terikat, terbatas, dan mati yang merupakan satu tetes bercahaya lewat manifestasi nyala nama an-Nur (Maha bercahaya). Apalagi Mentari azali, Raja abadi, Zat yang Maha Berdiri sendiri, Yang Kekal, serta Wajib ada dan esa, Yang Mahahidup dan Mahakuasa. Allah memiliki perumpamaan yang paling mulia. Kesatuan cahaya yang menyeluruh menunjukkan keesaan-Nya, serta keberadaan mentari berikut manifestasi cahayanya pada setiap partikel dan atom menunjukkan keesaan-Nya perhatikanlah baik-baik!

Ketahuilah! Di antara bukti keesaan yang paling benar adalah:

- Keesaan dalam segala hal” mulai dari atom-atom sel di matamu hingga keesaan alam.

- Kerapian yang paling sempurna dalam segala hal berikut potensinya yang ditanamkan lewat pena qadha dan cetakan qadar.

- Kemudahan mutlak dalam mencipta segala sesuatu. Kemudahan tersebut menunjukkan bahwa wujud Pencipta bukan berasal dari jenis wujud ciptaan; tetapi pasti jauh lebih kokoh.
--------------------------------
[1] Q.S. al-Furqân: 77.
No Voice