Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 186
(1-357)
Ketahuilah![1] Wahai yang ingin melihat dan mencapai cahaya makrifatullah lewat celah-celah dalil dan petunjuk serta lewat cermin ayat dan bukti kekuasaan-Nya. Jangan mengkritik sesuatu yang menimpamu, jangan bersikap ragu dan bimbang dengan sesuatu yang datang kepadamu, serta jangan mengulurkan tangan untuk mereguk cahaya yang menerangimu. Namun, sucikan diri, terima, dan hadapi ia. Aku telah menyaksikan tiga bentuk petunjuk yang ada:

Pertama, bagian yang seperti air di mana ia bisa dilihat dan dirasa. Hanya saja, ia tidak bisa dipegang dengan jari. Karena itu, murnikan hayalanmu, tenggelamnya di dalamnya secara total, serta jangan mengkritisi. Pasalnya, ia mengalir dan tidak rela bertempat di jari kritikan.

Kedua, bagian yang seperti udara di mana bisa dirasa tetapi tidak bisa dilihat dan dipegang. Maka, hadapi ia dengan wajah, mulut, dan jiwamu untuk menerima hembusan angin kasih sayang Tuhan. Janganlah engkau menghadapinya dengan cara memegang, mengkritik, dan bersikap ragu. Namun, dengan cara bernafas dan melapangkan jiwa. Pasalnya ia akan segera lenyap. Ia akan pergi tanpa mau bertempat di tangan.

Ketiga, bagian yang seperti cahaya di mana bisa dilihat tetapi tidak bisa diraba dan diambil. Maka, hadapkan mata hatimu dan terima ia dengan kalbumu. Pasalnya cahaya tidak bisa diambil dan diburu kecuali dengan cahaya pula. Jangan engkau mengulurkan tangan materialis yang rakus. Jangan pula menimbangnya dengan timbangan materi sebab sangat samar; meski tidak padam. Ia tidak mau terikat dengan materi dan tidak rela dimiliki dan dikuasai oleh makhluk.

Ketahuilah![2] Lihat tingkatan rahmat dan kasih sayang Alquran kepada sebagian besar kalangan awam serta lewat perhatiannya terhadap pemikiran mereka yang sederhana. Lihatlah bagaimana ia berulang kali menyebutkan ayat-ayat yang jelas dan tertulis di permukaan langit dan bumi. Ia membacakan kepada mereka sejumlah huruf yang besar dan terlihat nyata yang bisa dibaca dengan sangat mudah.

Misalnya penciptaan langit dan bumi, penurunan air hujan dari langit, proses menghidupkan bumi dan sejenisnya. Pandangan ini hendaknya tidak diarahkan kepada huruf-huruf kecil yang tertulis pada huruf-huruf besar kecuali sedikit darinya. Kemudian perhatikan kefasihan gaya bahasa Alquran, bagaimana ia membacakan kepada manusia tulisan qudrat ilahi yang terdapat di lembaran alam. Sehingga seolah-olah Alquran merupakan bacaan tentang alam dan sistemnya serta bacaan tentang urusan Penciptanya berikut perbuatan-perbuatan-Nya. Dengan kalbu yang menyaksikan Engkau bisa memperhatikan ayat-ayat seperti an-Naba dan ayat yang berbunyi, “Katakanlah, ‘Ya Allah, Pemilik kerajaan,”[3] serta sejenisnya.
-------------------------------------------
[1] Lihat memoar kesepuluh.
[2] Lihat memoar kesebelas.
[3] Q.S. Ali Imran: 26.
No Voice