Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 189
(1-357)
Kedua, manifestasi yang paling sempurna adalah manifestasi keesan. Sementara, kreasi yang paling sempurna adalah proses memasukkan sesuatu yang paling besar ke dalam yang paling kecil. Buah dan benih bagi tumbuhan, tumbuhan dan hewan bagi bumi, manusia dan nabi bagi alam, serta kalbu dan jiwa bagi manusia merupakan contoh abtraksi yang mencakup dan sekaligus memperlihatkan seluruh nama yang terwujud pada bentuk asal dan keseluruhan.
Misalnya buah. Sebagaimana ia merupakan bagian dari pohon yang merupakan bentuk keseluruhannya di mana dari sisi ini ia menunjuk kepada keesaan-Nya, namun ia juga merupakan elemen kecil yang berisi pohon tersebut secara utuh yang menunjukkan ketunggalan-Nya. Ketunggalan Tuhan menjadi bukti atas keberadaan-Nya yang satu di saat keesaaan terwujud pada sejumlah cermin.
Sebagai contoh (Allah memiliki perumpamaan yang paling mulia) cahaya yang komperehensif di waktu siang merupakan perumpamaan ketunggalan-Nya. Pantulan mentari di setiap partikel, tetesan, telaga, lautan, dan bintang juga merupakan perumpamaan manifestasi keesaan-Nya.
Jika engkau melihat mentari pada cerminmu dengan warna cermin tersebut sesuai dengan posisinya lalu engkau melihatnya di cermin lain hal itu menjadi bukti keesaan untukmu. Subjek yang dimanifestasikan tidak banyak sebagaimana yang dibayangkan. Cermin tersebut berdendang,
Ungkapan kami beragam, sementara kebaikan-Mu satu
Semua menunjuk kepada keindahan itu
Dari rahasia tersebut dapat disimpulkan bahwa Sang Pencipta Yang Mahabijak memiliki hikmah yang mulia dan kreasi yang cermat. Dengan qudrat-Nya yang lembut, perhatian-Nya yang sempurna, rahmat-Nya yang paripurna, hikmah-Nya yang halus, Dia menghadap dari alam menuju bumi; dari bumi menuju makhluk hidup; dari makhluk hidup menuju manusia; dari individu manusia menuju kalbunya; lalu dari spesies manusia menuju kalbu spesies, serta kalbu alam dan benihnya yang menjadi landasan penciptaan alam, buahnya yang bersinar yang menjadi tujuan penciptaan makhluk, serta gambaran cinta Tuhan dan perumpamaan rahmat-Nya. Kalbu yang tinggi, berharga, suci dan bersih tersebut tidak lain adalah junjungan kita dan pemimpin seluruh manusia, Muhammad saw. Salawat dan salam semoga tercurah kepada beliau sebanyak buah pohon alam.
Ketahuilah! Wahai yang menyangka terdapat kondisi boros sia-sia pada sejumlah entitas. Keteraturan dan keseimbangan yang sempurna dalam menciptakan semua makhluk melenyapkan sangkaan tersebut. Pasalnya, keteraturan yang ada ibarat benang yang didalamnya sejumlah tujuan dari berbagai bagian dan cabang disusun. Karena itu, mustahil seseorang memperhatikan semua tujuan dari detil-detil istana lalu mengabaikan tujuan keseluruhannya di mana semua tujuan parsial tadi merujuk kepadanya.
Misalnya buah. Sebagaimana ia merupakan bagian dari pohon yang merupakan bentuk keseluruhannya di mana dari sisi ini ia menunjuk kepada keesaan-Nya, namun ia juga merupakan elemen kecil yang berisi pohon tersebut secara utuh yang menunjukkan ketunggalan-Nya. Ketunggalan Tuhan menjadi bukti atas keberadaan-Nya yang satu di saat keesaaan terwujud pada sejumlah cermin.
Sebagai contoh (Allah memiliki perumpamaan yang paling mulia) cahaya yang komperehensif di waktu siang merupakan perumpamaan ketunggalan-Nya. Pantulan mentari di setiap partikel, tetesan, telaga, lautan, dan bintang juga merupakan perumpamaan manifestasi keesaan-Nya.
Jika engkau melihat mentari pada cerminmu dengan warna cermin tersebut sesuai dengan posisinya lalu engkau melihatnya di cermin lain hal itu menjadi bukti keesaan untukmu. Subjek yang dimanifestasikan tidak banyak sebagaimana yang dibayangkan. Cermin tersebut berdendang,
Ungkapan kami beragam, sementara kebaikan-Mu satu
Semua menunjuk kepada keindahan itu
Dari rahasia tersebut dapat disimpulkan bahwa Sang Pencipta Yang Mahabijak memiliki hikmah yang mulia dan kreasi yang cermat. Dengan qudrat-Nya yang lembut, perhatian-Nya yang sempurna, rahmat-Nya yang paripurna, hikmah-Nya yang halus, Dia menghadap dari alam menuju bumi; dari bumi menuju makhluk hidup; dari makhluk hidup menuju manusia; dari individu manusia menuju kalbunya; lalu dari spesies manusia menuju kalbu spesies, serta kalbu alam dan benihnya yang menjadi landasan penciptaan alam, buahnya yang bersinar yang menjadi tujuan penciptaan makhluk, serta gambaran cinta Tuhan dan perumpamaan rahmat-Nya. Kalbu yang tinggi, berharga, suci dan bersih tersebut tidak lain adalah junjungan kita dan pemimpin seluruh manusia, Muhammad saw. Salawat dan salam semoga tercurah kepada beliau sebanyak buah pohon alam.
Ketahuilah! Wahai yang menyangka terdapat kondisi boros sia-sia pada sejumlah entitas. Keteraturan dan keseimbangan yang sempurna dalam menciptakan semua makhluk melenyapkan sangkaan tersebut. Pasalnya, keteraturan yang ada ibarat benang yang didalamnya sejumlah tujuan dari berbagai bagian dan cabang disusun. Karena itu, mustahil seseorang memperhatikan semua tujuan dari detil-detil istana lalu mengabaikan tujuan keseluruhannya di mana semua tujuan parsial tadi merujuk kepadanya.
No Voice