Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 193
(1-357)
Dialah yang membentuk rupa kalian dalam rahim seperti yang Dia kehendaki.[1]
Dialah Yang Maha Pertama dan Maha Terakhir, Maha Tampak dan Maha Tersembunyi. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.[2]
Kalian tidak bisa menghendaki sesuatu kecuali di kehendaki oleh Allah.[3]
Kami lebih dekat kepadanya daripda urat nadi.[4]
Seluruh planet berkedudukan sama dalam melaksanakan perintah Tuhan yang suci dari sifat makhluk dan bersih dari seluruh perangkatnya. Dalam persoalan kebangkitan dan tauhid, ia sampai ke tingkat yang paling puncak.
Demikian pula dalam setiap persoalan. Ia tidak mungkin disempurnakan dan dilengkapi dengan yang lain. Haknya terus hidup hingga hari kiamat.
Ketahuilah! Kalbuku di saat merintih dengan bahasa Arab kadang ia menangis dengan bahasa Turki lewat ratapan kesedihan ala Turki. Karena itu, aku menuliskannya sebagai berikut,
Aku tidak menginginkan yang lenyap. Aku yang fana tidak menginginkan yang fana. Aku yang lemah tidak mengingkan makhluk yang lemah. Kuserahkan ruhku kepada Tuhan Yang Maha Pengasih; tidak kepada yang lain.
Yang kuinginkan Kekasih abadi.
Aku sebagai sebutir atom, yang kuinginkan mentari yang kekal.
Aku tidak berharga dan berasal dari tiada, yang kuinginkan seluruh entitas.
Jangan kau ajak aku kepada dunia sebab aku telah mendatanginya dan melihat kerusakan padanya.
Ketika kelalaian menutup cahaya kebenaran, kulihat segala sesuatu dan dunia sebagai musuh berbahaya.
Aku telah mencicipi berbagai kenikmatan, namun aku merasa sakit saat ia hilang.
Sementara, alam wujud telah kukenakan.
Oh, jangan bertanya betapa aku sangat menderita dalam ketiadaan.
Jika yang dimaksud adalah kehidupan, maka aku telah melihatnya sebagai siksa dalam siksa.
-------------------------------
[1] Q.S. Ali Imran: 6.
[2] Q.S. al-Hadîd: 3.
[3] Q.S. al-Insan: 30.
[4] Q.S. Qâf: 16.
Dialah Yang Maha Pertama dan Maha Terakhir, Maha Tampak dan Maha Tersembunyi. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.[2]
Kalian tidak bisa menghendaki sesuatu kecuali di kehendaki oleh Allah.[3]
Kami lebih dekat kepadanya daripda urat nadi.[4]
Seluruh planet berkedudukan sama dalam melaksanakan perintah Tuhan yang suci dari sifat makhluk dan bersih dari seluruh perangkatnya. Dalam persoalan kebangkitan dan tauhid, ia sampai ke tingkat yang paling puncak.
Demikian pula dalam setiap persoalan. Ia tidak mungkin disempurnakan dan dilengkapi dengan yang lain. Haknya terus hidup hingga hari kiamat.
Ketahuilah! Kalbuku di saat merintih dengan bahasa Arab kadang ia menangis dengan bahasa Turki lewat ratapan kesedihan ala Turki. Karena itu, aku menuliskannya sebagai berikut,
Aku tidak menginginkan yang lenyap. Aku yang fana tidak menginginkan yang fana. Aku yang lemah tidak mengingkan makhluk yang lemah. Kuserahkan ruhku kepada Tuhan Yang Maha Pengasih; tidak kepada yang lain.
Yang kuinginkan Kekasih abadi.
Aku sebagai sebutir atom, yang kuinginkan mentari yang kekal.
Aku tidak berharga dan berasal dari tiada, yang kuinginkan seluruh entitas.
Jangan kau ajak aku kepada dunia sebab aku telah mendatanginya dan melihat kerusakan padanya.
Ketika kelalaian menutup cahaya kebenaran, kulihat segala sesuatu dan dunia sebagai musuh berbahaya.
Aku telah mencicipi berbagai kenikmatan, namun aku merasa sakit saat ia hilang.
Sementara, alam wujud telah kukenakan.
Oh, jangan bertanya betapa aku sangat menderita dalam ketiadaan.
Jika yang dimaksud adalah kehidupan, maka aku telah melihatnya sebagai siksa dalam siksa.
-------------------------------
[1] Q.S. Ali Imran: 6.
[2] Q.S. al-Hadîd: 3.
[3] Q.S. al-Insan: 30.
[4] Q.S. Qâf: 16.
No Voice