Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 196
(1-357)
Sampai kapan wahai orang malang engkau meratapi kepergian buah yang berada di tanganmu? Perhatikanlah karunia Tuhan Pembelah biji dan benih yang terus-menerus dengan tetap mengekalkan pohon dari buah tersebut. Kemudian perhatikan cakupan nikmat-Nya berupa pohon semacam itu di seluruh penjuru bumi meski tidak berbuah. Lalu, perhatikan wilayah kebaikan-Nya yang terus datang lewat pergantian musim dan tahun. Kemudian perhatikan wilayah kebaikan-Nya di alam barzakh lewat semacam yang kau saksikan di alam dunia. Selanjutnya perhatikan wilayah karunia-Nya yang luas dan abadi di alam akhirat lewat karunia seperti yang kau sukai di kebun bumi. Dan seterusnya. Janganlah engkau melihat kepada nikmat dengan melalaikan pemberian nikmat tadi hingga akhirnya perlu diobati dengan menangis. Tetapi, arahkan perhatianmu dari nikmat menuju pemberian nikmat, dan dari pemberian nikmat menuju Pemberi nikmat berikut keluasan pemberian-Nya dan kesempurnaan rahmat-Nya. Lalu, tersenyumlah seraya bersyukur kepada-Nya. Serta bergembiralah dengan karunia-Nya.
Sampai kapan matamu menangis dan kalbumu bersedih lantaran keindahan yang telah pergi. Perhatikan banyak dan luasnya berbagai wilayah yang saling mengelilingi sesuatu yang kau senangi, tentu hal itu akan membuatmu lupa dengan pedihnya perpisahan lantaran merasakan nikmatnya karunia sejenis yang datang secara terus-menerus. Berbagai wilayah yang berbeda kecil dan besarnya hingga lebih kecil daripada stempelmu dan lebih besar daripada puncak, yang lenyap seketika dan abadi hingga selamanya, semua itu merupakan wujud, cermin, dan pantulan manifestasi bayangan cahaya keindahan Tuhan Yang Mahagung, Pemurah, Azali, Abadi, Kekal, yang tidak lenyap serta tidak pernah berubah. Jangan engkau mengira bahwa apa yang terdapat dalam cermin merupakan milik cermin agar engkau tidak menangisi sesuatu yang terdapat dalam cermin akibat lenyap dan rusak. Angkat kepalamu dari dunia dengan mengarahkannya kepada teropong kalbumu guna melihat mentari keindahan. Dari sana engkau akan mengetahui bahwa semua yang kau lihat dan kau sukai adalah salah satu tanda kekuasaan-Nya yang berupa karunia-Nya. Di antara tanda keindahan-Nya Dia menghias langit dengan sejumlah lentera dan bumi dengan sejumlah bunga. Di antara tanda kebaikan-Nya Dia mencipta manusia dalam bentuk terbaik dan menulis alam dalam penandaan yang paling indah. Di antara tanda keagungan-Nya Dia menyinari ruh para nabi, menerangi jiwa para wali, dan menghias kalbu kaum arif dengan cahaya keindahan-Nya yang murni.
Ketahuilah wahai diri, tampaknya engkau tidak melihat kesesuaian antara dirimu—yang lemah, miskin, serba terbatas dan terikat sehingga menjadi seperti partikel yang lenyap ditelan di tengah padang pasir serta seperti semut yang berada di pegunungan, atau seperti lebah yang diterpa badai—dan Zat Yang Mahakuasa dan kaya, yang manifestasi nama dan sifat-Nya tidak terbatas dan terkira, yang seluruh makhluk berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, yang langit terlipat di tangan kanan-Nya, di mana setiap partikel di alam bisa bergerak dengan ijin-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya dalam hal kerajaan dan uluhiyah-Nya. Tidak ada yang bisa melawan-Nya dalam hal kekuasaan dan pemeliharaan-Nya. Tiada Tuhan selain Dia.
Sampai kapan matamu menangis dan kalbumu bersedih lantaran keindahan yang telah pergi. Perhatikan banyak dan luasnya berbagai wilayah yang saling mengelilingi sesuatu yang kau senangi, tentu hal itu akan membuatmu lupa dengan pedihnya perpisahan lantaran merasakan nikmatnya karunia sejenis yang datang secara terus-menerus. Berbagai wilayah yang berbeda kecil dan besarnya hingga lebih kecil daripada stempelmu dan lebih besar daripada puncak, yang lenyap seketika dan abadi hingga selamanya, semua itu merupakan wujud, cermin, dan pantulan manifestasi bayangan cahaya keindahan Tuhan Yang Mahagung, Pemurah, Azali, Abadi, Kekal, yang tidak lenyap serta tidak pernah berubah. Jangan engkau mengira bahwa apa yang terdapat dalam cermin merupakan milik cermin agar engkau tidak menangisi sesuatu yang terdapat dalam cermin akibat lenyap dan rusak. Angkat kepalamu dari dunia dengan mengarahkannya kepada teropong kalbumu guna melihat mentari keindahan. Dari sana engkau akan mengetahui bahwa semua yang kau lihat dan kau sukai adalah salah satu tanda kekuasaan-Nya yang berupa karunia-Nya. Di antara tanda keindahan-Nya Dia menghias langit dengan sejumlah lentera dan bumi dengan sejumlah bunga. Di antara tanda kebaikan-Nya Dia mencipta manusia dalam bentuk terbaik dan menulis alam dalam penandaan yang paling indah. Di antara tanda keagungan-Nya Dia menyinari ruh para nabi, menerangi jiwa para wali, dan menghias kalbu kaum arif dengan cahaya keindahan-Nya yang murni.
Ketahuilah wahai diri, tampaknya engkau tidak melihat kesesuaian antara dirimu—yang lemah, miskin, serba terbatas dan terikat sehingga menjadi seperti partikel yang lenyap ditelan di tengah padang pasir serta seperti semut yang berada di pegunungan, atau seperti lebah yang diterpa badai—dan Zat Yang Mahakuasa dan kaya, yang manifestasi nama dan sifat-Nya tidak terbatas dan terkira, yang seluruh makhluk berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, yang langit terlipat di tangan kanan-Nya, di mana setiap partikel di alam bisa bergerak dengan ijin-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya dalam hal kerajaan dan uluhiyah-Nya. Tidak ada yang bisa melawan-Nya dalam hal kekuasaan dan pemeliharaan-Nya. Tiada Tuhan selain Dia.
No Voice