Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 198
(1-357)
Risalah Kedelapan
Benih Kilau Petunjuk Alquran

Ketahuilah! Risalah ini merupakan dialog dengan nafsu ammârah yang riya serta salah satu resapan dari tetesan. Kukira aku mendapat ijin untuk menerbitkannya. Pasalnya, ada banyak kebutuhan untuk mendapatkan solusi pada setiap lambang sepanjang tidak ditulis. Ketika dituliskan, maka kebutuhan itupun hilang. Hanya saja, masih tersisa keinginan untuk mendiskusikan selama belum diterbitkan. Nah, ketika diterbitkan keinginan tersebut hilang dan hati menjadi tenang. Hal itu menunjukkan bahwa ia bukan hanya untuk diriku, tetapi juga untuk orang lain. Karena itu, aku memberanikan diri untuk menerbitkannya. Mudah-mudahan isinya memberikan manfaat bagi sebagian orang insya Allah. Keragaman lambang dan simbol yang ada bisa dimanfaatkan oleh banyak orang. Sesuatu yang tidak bisa digapai semuanya, tidak boleh ditinggalkan semuanya. Untuk menghindari kesan mengada-ada, kubiarkan lintasan pikiran ini keluar apa adanya seperti ketika pertama kali terlintas dalam kalbu. Hanya Allah yang memberikan petunjuk.

Bismillâhirrahmânirrahîm

Wahai Pemilik kerajaan dan segala pujian, limpahkan salawat dan salam kepada junjungan manusia yang Kau panggil dengan ungkapan, “Wahai Nabi,” lalu beliau menjawab, “Kusambut panggilan-Mu.” Hal ini didengar oleh malaikat yang berada di langit yang tinggi. Lalu Engkau berkata, “Berikan kabar gembira dan peringatan!” Maka, beliau menyeru, “Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu!” Di mana hal ini didengar sepanjang zaman dan tempat. Beliau menjadi sosok yang memberikan kabar gembira dan peringatan, di sepanjang pentas. Beliau menyaksikan sehingga bersaksi dengan menyeru kepada seluruh generasi manusia di seluruh waktu dan tempat. Beliau memperdengarkan sehingga gema suara beliau terdengar dengan suara keras. Beliau telah memenuhi dunia dengan panggilan Alquran dengan segala kekuatannya. Beliau menguasai separuh bumi dengan penuh kesungguhan lewat bukti perjalanan hidupnya, dengan keyakinan kuatnya lewat bukti kezuhudannya di dunia, dengan ketenangannya yang luar biasa lewat bukti kekuatan hukum dan rambunya, serta dengan kesempurnaan imannya lewat bukti keadaan beliau sebagai sosok yang paling mengabdi dan paling bertakwa daripada yang lain.
Ketahuilah! Wahai nafsu yang bodoh! Pintu-pintu yang terbuka yang menatap kepada Allah sebanyak tingkatan dan lembaran alam serta sebanyak komposisi yang naik dan turun. Betapa bodoh jika satu pintu tertutup di hadapanmu, lalu engkau menyangka semua pintu tertutup. Engkau seperti orang yang jika tidak melihat atau tidak mengetahui adanya satu pasukan berkuda pada satu wilayah padahal masih banyak pasukan dan pembantu raja yang lain, lalu langsung mengingkari keberadaan raja seraya menakwil semua syiar dan rambunya.
No Voice