Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 197
(1-357)
Ya, andaikan tugasmu di dunia ikut serta bersama Penciptamu dalam memelihara, tentu kesesuaian tersebut harus ada dalam interaksi dengan-Nya. Namun hal itu tidak mungkin. Mana mungkin tangan nyamuk bisa membuat baju yang rapi yang dipotong sesuai ukuran postur alam. Namun, tugasmu yang terdapat dalam fitrah dan tujuan kesempurnaanmu yang terdapat dalam potensi diri adalah untuk mengabdi di mana dari kehampaan muncul dan bermula lalu berakhir sebagai kekasih-Nya. Penghambaan adalah lawan dari pemeliharaan dan kepemilikan. Karena itu tidak adanya kesepadanan merupakan sebuah kesesuaian. Semakin engkau memahami jauhnya dirimu dari posisi Tuhan seiring dengan itu engkau menjadi hamba yang dikasihi dan dicinta. Penghambaan merupakan cermin rububiyah lewat kebalikannya sama seperti menulis huruf bercahaya pada lembaran yang gelap. Setiap kali hampir tiada, tampak darinya kedudukan manifestasi wujud Tuhan yang paling tinggi. Tiada Tuhan selain Dia.
Ketahuilah wahai yang menganggap bahwa sejumlah riwayat yang terkait dengan keutamaan amal sebagai sesuatu yang berlebihan.
Misalnya diriwayatkan siapa yang melakukan hal ini ia akan mendapatkan sebanyak pahala jin dan manusia. Bahkan sebagian berpendapat kalau maksudnya hanya sekedar memberi motivasi. Lalu, sebagian lagi berpendapat bahwa maksudnya benar-benar demikian. Sementara yang kupahami bahwa persoalan di balik hal-hal yang masih syubhat ini bersifat mutlak dan temporal. Kebenarannya bisa terwujud pada sebagian orang. Ia bukan persoalan yang berlaku kepada semua orang. Pasalnya, keabsahannya harus memenuhi sejumlah syarat yang tidak disebutkan meski kalaupun bersifat menyeluruh juga dimungkinkan. Demikianlah, ia tidak bersifat permanen karena terkait dengan faktor keikhlasan dan penerimaan.
Saat ini aku memahami bahwa pahala merupakan karunia dan anugerah Allah. Pandangan hamba tidak bisa menjangkau sesuatu yang diberikan oleh Zat yang manifestasi anugerah-Nya kepada hamba tidak terhingga lantaran kebutuhannya terhadap negeri abadi yang juga tak terhingga.
Anugerah apapun selama berasal dari sisi Allah, pasti memiliki sisi tak terhingga. Andaikan ia timbang dengan semua yang diketahui oleh hamba tentu ia lebih daripada itu. Misalnya diriwayatkan bahwa siapa yang membaca amalan ini akan diberi ganjaran sebesar pahala Nabi Musa dan Nabi Harun.
Maksudnya adalah pahala keduanya yang kalian lihat dan kalian bayangkan dengan persepsi kalian yang terbatas di alam ini yang bersifat terbatas tidak lebih dari pahala membaca satu ayat dalam hal yang sama dengan melihat kepada Allah selama amal itu memang diterima dan dikerjakan secara ikhlas
Di samping itu, permisalan di atas adalah dalam hal kuantitas bukan kualitas. Butiran air yang terkena sinar mentari bisa berkata kepada laut, “Permukaanmu sama seperti diriku dalam menerima limpahan cahaya mentari.”
Ya, pahala harus dikembalikan kepada alam mutlak. Sementara, satu partikel dari alam tersebut sudah bisa menampung satu alam di alam ini sebagaimana partikel kaca menampung alam langit berikut bintang-gemintangnya. Seseorang sangat mudah membuka perbendaharaan rahmat-Nya hanya dengan satu kata yang baik lewat hati yang bersih.
Ketahuilah wahai yang menganggap bahwa sejumlah riwayat yang terkait dengan keutamaan amal sebagai sesuatu yang berlebihan.
Misalnya diriwayatkan siapa yang melakukan hal ini ia akan mendapatkan sebanyak pahala jin dan manusia. Bahkan sebagian berpendapat kalau maksudnya hanya sekedar memberi motivasi. Lalu, sebagian lagi berpendapat bahwa maksudnya benar-benar demikian. Sementara yang kupahami bahwa persoalan di balik hal-hal yang masih syubhat ini bersifat mutlak dan temporal. Kebenarannya bisa terwujud pada sebagian orang. Ia bukan persoalan yang berlaku kepada semua orang. Pasalnya, keabsahannya harus memenuhi sejumlah syarat yang tidak disebutkan meski kalaupun bersifat menyeluruh juga dimungkinkan. Demikianlah, ia tidak bersifat permanen karena terkait dengan faktor keikhlasan dan penerimaan.
Saat ini aku memahami bahwa pahala merupakan karunia dan anugerah Allah. Pandangan hamba tidak bisa menjangkau sesuatu yang diberikan oleh Zat yang manifestasi anugerah-Nya kepada hamba tidak terhingga lantaran kebutuhannya terhadap negeri abadi yang juga tak terhingga.
Anugerah apapun selama berasal dari sisi Allah, pasti memiliki sisi tak terhingga. Andaikan ia timbang dengan semua yang diketahui oleh hamba tentu ia lebih daripada itu. Misalnya diriwayatkan bahwa siapa yang membaca amalan ini akan diberi ganjaran sebesar pahala Nabi Musa dan Nabi Harun.
Maksudnya adalah pahala keduanya yang kalian lihat dan kalian bayangkan dengan persepsi kalian yang terbatas di alam ini yang bersifat terbatas tidak lebih dari pahala membaca satu ayat dalam hal yang sama dengan melihat kepada Allah selama amal itu memang diterima dan dikerjakan secara ikhlas
Di samping itu, permisalan di atas adalah dalam hal kuantitas bukan kualitas. Butiran air yang terkena sinar mentari bisa berkata kepada laut, “Permukaanmu sama seperti diriku dalam menerima limpahan cahaya mentari.”
Ya, pahala harus dikembalikan kepada alam mutlak. Sementara, satu partikel dari alam tersebut sudah bisa menampung satu alam di alam ini sebagaimana partikel kaca menampung alam langit berikut bintang-gemintangnya. Seseorang sangat mudah membuka perbendaharaan rahmat-Nya hanya dengan satu kata yang baik lewat hati yang bersih.
No Voice