Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 25
(1-357)
Mereka sama-sama berujar, “Ya, wahai Tuhan. Terimalah doanya. Kami--bersama seluruh manifestasi nama-Mu—juga memohon agar bisa menggapai apa yang ia minta.” Lalu perhatikan bagaimana beliau bermunajat dengan segala kepapahan dalam kerinduan yang sangat kuat dan kesedihan yang sangat mendalam di mana hal itu membuat seluruh alam ikut menangis dan ikut berdoa bersamanya. Kemudian perhatikan untuk tujuan apa beliau bermunajat. Beliau bermunajat dan berdoa untuk sebuah tujuan yang kalau tidak tercapai tentu manusia, bahkan seluruh alam dan seluruh entitas, akan terjatuh kepada derajat yang paling rendah; tidak memiliki nilai. Namun, dengan permintaan beliau, semua entitas naik menuju derajat kesempurnaannya. Selain itu, perhatikan bagaimana beliau bermunajat secara terus-menerus dengan segala kesungguhan dan mengharap belas kasih. Doa beliau terdengar oleh arasy dan semua langit dan mengundang simpati mereka. Sehingga seolah-olah arasy dan langit berkata, “Ya Allah kabulkan doanya!” Perhatikan pula kepada siapa beliau meminta? Ya beliau meminta kepada Zat Yang Mahakuasa, Maha Mendengar, Mahamulia, Maha Mengetahui, Maha melihat, dan Maha Mengasihi yang mendengar seluruh doa yang paling tersembunyi dari makhluk yang paling kecil terkait dengan kebutuhan yang paling samar. Dia mengabulkan dengan memenuhi hajat kebutuhannya secara langsung. Dia mengetahui harapan paling kecil pada makhluk yang paling rendah dalam tujuan yang paling dekat. Dia mengantarkan kepadanya lewat cara yang tidak disangka-sangka. Dia mengasihi dan mencintai dalam bentuk yang bijaksana dan sangat rapi. Tidak ada keraguan bahwa pemeliharaan dan pengaturan tersebut berasal dari Zat Yang Maha Mendengar, Mengetahui, Melihat, dan Bijaksana.

Percikan Kedua Belas
Sungguh menakjubkan apa yang diminta oleh sosok yang tegak di atas bumi yang membuat seluruh nabi beserta seluruh manusia mulia berbaris di belakangnya. Beliau mengangkat tangan mengarah kepada arasy yang agung lalu berdoa dengan diamini oleh jin dan manusia. Dari kondisinya dapat diketahui bahwa beliau adalah manusia yang paling mulia, makhluk yang paling istimewa serta kebanggaan seluruh alam di sepanjang zaman. Beliau meminta syafaat lewat seluruh nama Tuhan yang tampak pada cermin entitas. Bahkan seluruh mereka juga meminta hal yang sama lewat nama-Nya. Perhatikan bagaimana beliau meminta keabadian, pertemuan, sorga, dan rida-Nya. Andaikan rahmat, pertolongan, hikmah, dan keadilan yang merupakan sebab pengantar kepada kebahagiaan abadi tidak ada, maka doa beliau sudah cukup lantaran Tuhan membangun sorga untuknya dan untuk anak-anaknya. Hal itu sebagaimana Dia mendatangkan sejumlah taman yang indah di setiap musim semi dengan berbagai ciptaan-Nya yang luar biasa. Jika risalah beliau menjadi sebab dunia ini dijadikan sebagai tempat ujian dan penghambaan, doa beliau menjadi sebab akhirat dijadikan sebagai tempat pemberian balasan dan ganjaran.
No Voice