Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 29
(1-357)
Wahai manusia, mungkinkah engkau berpikir bahwa Sang Pencipta makhluk yang berhias dengan segala macam keindahan, Pemberi berbagai macam nikmat, Pemelihara berbagai sentuhan rasa yang terdapat di mulut makhluk tidak peduli dan tidak memperhatikan makhluk yang paling indah dan paling sempurna semacam beliau, yang menghadap kepada-Nya dengan rasa rindu, penghambaan, dan cinta yang sempurna; makhluk yang seluruh alam mendendangkan nyanyian kekaguman dan penghormatan lantaran indahnya kreasi Sang Pencipta, serta daratan dan lautan bergoncang karena tertarik oleh suara syukurnya atas kebaikan Tuhan dan gema takbirnya melihat keagungan Sang Pencipta?
Mungkinkah Pencipta yang Maha Berbuat baik dan Maha Berkuasa tidak peduli terhadap makhluk-Nya yang selalu bersyukur ini? Mungkinkah Dia membiarkannya? Mungkinkah Dia tidak mengajaknya berbicara? Mungkinkah Dia tidak mencintainya? Mungkinkah beliau tidak didekati oleh-Nya? Mungkinkah Dia tidak ingin memperlihatkan watak dan sifat baik beliau kepada makhluk? Mungkinkah Dia tidak menjadikan beliau sebagai teladan bagi manusia agar mereka meniru akhlak dan perilakunya? Mungkinkah Dia tidak menjadikannya sebagai rasul bagi seluruh manusia? Atau, mungkinkah Pencipta makhluk yang tertata rapi yang lukisan kreasinya mengindikasikan adanya pengetahuan dan hikmah tak terbatas tidak memiliki sensitivitas dan pengetahuan terhadap makhluk-Nya yang paling sempurna dan paling indah?
Atau, mungkinkah Dia mengetahui dan melihat, namun tidak berbicara dengannya? Atau, mungkinkah Dia mencintai dan berkenalan lewat ciptaan-Nya yang indah namun tidak mencintai dan mengenali sosok yang mencintai dan mengenal-Nya sebagaimana mestinya serta mendekat dan menunjukkan penghambaan pada-Nya dengan tulus?

Percikan Keempat Belas
Bagian ini mencakup sejumlah tetesan dari laut mukjizat terbesar.

Tetesan Pertama
Perlu diketahui bahwa dalil-dalil kenabian Muhammad tidak terhitung dan tak terhingga. Hal itu telah dijelaskan oleh banyak peneliti. Dengan segala keterbatasan dan kekuranganku, aku telah menjelaskan beberapa kilau dari mentari tersebut dalam risalah berjudul Syu’â’ât (Kilau-kilau). Aku juga telah menjelaskan secara global sejumlah aspek mukjizat terbesarnya, yakni Alquran. Dengan pemahamanku yang terbatas aku telah menerangkan sekitar empat puluh aspek kemukjizatan Alquran dalam al-Lawâmi’ (Cahaya-cahaya). Di antara aspek tersebut aku telah menjelaskan salah satunya, yaitu retorikanya yang luar biasa, sebanyak empat puluh halaman dari tafsir berbahasa Arab yang kutulis yang berjudul Isyârât al-I’jâz. Engkau bisa merujuk ke tiga buku di atas.
No Voice