Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 32
(1-357)
Kelima
Perlu diketahui bahwa Alquran membahas berbagai persoalan besar seraya mengajak kalbu untuk mengimaninya. İa juga memuat sejumlah hakikat secara detil seraya mengajak akal untuk mengetahuinya. Karena itu, untuk menanamkan di dalam kalbu dan untuk menguatkannya dalam opini umum diperlukan pengulangan dalam bentuk yang berbeda-beda dan gaya yang beragam.
Keenam
Perlu diketahui bahwa setiap ayat Alquran memiliki aspek lahir dan batin, awal dan batas akhir. Serta setiap tujuannya memiliki sejumlah aspek, hukum, pelajaran, dan maksud. Di satu tempat engkau bisa menemukan sebuah aspek, sementara di sisi lain engkau menemukan aspek berbeda. Di satu surat engkau mendapatkan sebuah tujuan, sementara di surat berbeda engkau mendapatkan tujuan lain. Demikian seterusnya. Jadi, sebenarnya tidak terdapat pengulangan di dalam Alquran.
Tetesan Keempat
Penjelasan cahaya mukjizat pengabaian Alquran terhadap persoalan filsafat alam, serta keterangannya yang kurang jelas dan umum di bagian lain. Hal ini mencakup enam hal:
Hal Pertama
Barangkali engkau bertanya, “Mengapa Alquran tidak membahas tentang alam sebagaimana pembahasan dalam ilmu hikmah dan filsafat?”
Jawabannya adalah karena filsafat keluar dari jalur hakikat yang sebenarnya. Ia mempergunakan alam untuk kepentingan dirinya dengan makna simbolis. Sementara, Alquran diturunkan dengan membawa kebenaran serta turun pada tataran hakikat. Ia mempergunakan alam dengan pengertian harfiah; bukan untuk dirinya; tetapi untuk Penciptanya.
Lalu mengapa Alquran hanya menjelaskan secara umum dan global esensi benda-benda langit dan bumi berikut bentuk dan gerakannya; tidak sebagaimana penjelasan sain di masa kini?
Jawabannya adalah karena hal itu lebih penting dan lebih indah.
Pertama, karena Alquran membahas tentang alam guna menjadi dalil atas zat dan sifat Allah. Sementara, syarat sebuah dalil harus jelas dan lebih jelas daripada konklusinya yang berupa mengenali zat, sifat, dan nama Allah.
Seandainya bentuknya seperti yang diinginkan para ilmuwan dengan berbunyi, “Wahai manusia, lihatlah kondisi matahari yang diam dan bumi yang bergerak agar engkau mengetahui agungnya kekuasaan Penciptanya,” tentu dalilnya lebih samar dan lebih tersembunyi daripada konklusinya serta lebih sulit dipahami sebagian besar manusia di sepanjang masa.
Keenam
Perlu diketahui bahwa setiap ayat Alquran memiliki aspek lahir dan batin, awal dan batas akhir. Serta setiap tujuannya memiliki sejumlah aspek, hukum, pelajaran, dan maksud. Di satu tempat engkau bisa menemukan sebuah aspek, sementara di sisi lain engkau menemukan aspek berbeda. Di satu surat engkau mendapatkan sebuah tujuan, sementara di surat berbeda engkau mendapatkan tujuan lain. Demikian seterusnya. Jadi, sebenarnya tidak terdapat pengulangan di dalam Alquran.
Tetesan Keempat
Penjelasan cahaya mukjizat pengabaian Alquran terhadap persoalan filsafat alam, serta keterangannya yang kurang jelas dan umum di bagian lain. Hal ini mencakup enam hal:
Hal Pertama
Barangkali engkau bertanya, “Mengapa Alquran tidak membahas tentang alam sebagaimana pembahasan dalam ilmu hikmah dan filsafat?”
Jawabannya adalah karena filsafat keluar dari jalur hakikat yang sebenarnya. Ia mempergunakan alam untuk kepentingan dirinya dengan makna simbolis. Sementara, Alquran diturunkan dengan membawa kebenaran serta turun pada tataran hakikat. Ia mempergunakan alam dengan pengertian harfiah; bukan untuk dirinya; tetapi untuk Penciptanya.
Lalu mengapa Alquran hanya menjelaskan secara umum dan global esensi benda-benda langit dan bumi berikut bentuk dan gerakannya; tidak sebagaimana penjelasan sain di masa kini?
Jawabannya adalah karena hal itu lebih penting dan lebih indah.
Pertama, karena Alquran membahas tentang alam guna menjadi dalil atas zat dan sifat Allah. Sementara, syarat sebuah dalil harus jelas dan lebih jelas daripada konklusinya yang berupa mengenali zat, sifat, dan nama Allah.
Seandainya bentuknya seperti yang diinginkan para ilmuwan dengan berbunyi, “Wahai manusia, lihatlah kondisi matahari yang diam dan bumi yang bergerak agar engkau mengetahui agungnya kekuasaan Penciptanya,” tentu dalilnya lebih samar dan lebih tersembunyi daripada konklusinya serta lebih sulit dipahami sebagian besar manusia di sepanjang masa.
No Voice