Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 30
(1-357)
Tetesan Kedua

Ketahuilah! Dari pelajaran yang lalu engkau memahami jika Alquran yang bersumber dari Pencipta langit dan bumi dan diperkenalkan oleh Tuhan Pemelihara semesta alam kepada kita memiliki banyak kedudukan dan fungsi. Barangkali engkau bertanya, “Apa itu Alquran?”
Jawabannya, ia adalah terjemah abadi bagi seluruh entitas dan bagi lisannya yang membaca ayat-ayat kauniyah, serta penafsir bagi buku alam. Ia juga penjelas bagi berbagai perbendaharaan langit yang tersembunyi dalam lembaran langit dan bumi. Ia kunci bagi berbagai hakikat yang tertutup dalam baris-baris kejadian. Ia lisan tak tampak dalam dunia nyata. Ia perbendaharaan kalam Tuhan yang abadi. Ia pilar dan mentari bagi dunia Islam. Ia peta bagi alam ukhrawi. Ia ucapan yang jelas, penafsir yang terang, bukti yang kuat, dan penerjemah cemerlang terkait dengan zat, sifat, nama, dan keadaan Allah. Ia pendidik bagi dunia manusia. Ia seperti air dan cahaya bagi umat manusia yang bernafaskan Islam. Ia hikmah hakiki bagi manusia sekaligus pengantar menuju tujuan penciptaan.
Selain itu, bagi manusia di samping merupakan kitab syariat, Alquran juga merupakan kitab hikmah. Di samping merupakan kitab doa dan ibadah, ia juga kitab perintah dan dakwah. Di samping merupakan kitab zikir, ia juga merupakan kitab pemikiran. Di samping merupakan sebuah kitab yang mencakup begitu banyak kitab sejalan dengan semua kebutuhan manusia, ia juga seperti rumah suci yang terdiri dari sejumlah kitab dan risalah sehingga ia memperlihatkan untuk setiap jalan dari berbagai kelompok yang berbeda yang terdiri dari para wali, kaum shiddiqin, ahli makrifat, dan ahli hakikat sebuah risalah yang sesuai untuk menerangi dan menggambarkan jalan tersebut sehingga ia menjadi seperti kumpulan risalah.

Tetesan Ketiga

Penjelasan tentang cahaya mukjizat di balik pengulangan ayat-ayat Alquran.[1] Ia memuat enam hal:

Pertama

Perlu diketahui bahwa karena Alquran merupakan kitab zikir, kitab doa, dan kitab dakwah, maka pengulangan menjadi sesuatu yang tepat bahkan wajib. Pasalnya, zikir perlu diulang-ulang, doa perlu terus dipanjatkan, dan dakwah harus terus ditekankan. Dalam pengulangan zikir terdapat pencerahan, dalam pengulangan doa terdapat penetapan, dan dalam pengulangan dakwah terdapat penegasan.

--------------------
[1] Persoalan kesepuluh dari kilau kesebelas. Ia menjelaskan hikmah pengulangan tersebut secara komprehensif.
No Voice