Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 68
(1-357)
36. Selanjutnya kemunculan entitas baik secara berkelompok maupun sendiri menuntut keberadaan Zat Yang Memunculkan dan Tak bermula. Silih bergantinya entitas secara berkelompok ataupun sendiri-sendiri di antara berbagai kemungkinan yang tak terhingga yang memiliki sifat dan cara kerja masing-masing sesuai dengan kapasitasnya menambah berbagai kemungkinan yang ada. Kemudian ketika ia mengambil bentuk yang teratur dan rapi semacam itu di antara berbagai jalan yang ada menunjukkan keberadaan Tuhan Pemelihara Yang Maha Bijaksana dan Mahakuasa.
37. Berbagai kebutuhan entitas baik secara kelompok maupun pribadi, baik untuk menunjukkan eksistensi maupun untuk mempertahankan diri, baik materil maupun moril, baik dari sisi kehidupan maupun pemikiran, di samping kelemahan yang terdapat pada dirinya dan keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan yang paling minimal, serta pemenuhan kebutuhannya di waktu-waktu yang tepat, semua itu mengimplikasikan sekaligus menunjukkan keberadaan Tuhan Pemberi rezeki Yang Maha Pemurah, Pengasih dan Penyayang.
38. Ketidakberdayaan entitas baik secara kelompok maupun pribadi, baik untuk menunjukkan eksistensi maupun untuk mempertahankan diri, baik materil maupun moril, di samping kelemahan diri dan keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan minimalnya, lalu pemenuhannya dari tempat yang tak terduga di saat yang tepat, hal itu mengimplikasikan sekaligus menunjukkan keberadaan Zat Yang Maha Penyayang, Pemurah, Penganugerah, Lembut, dan Kasih.
39. Kepapahan entitas ibarat pohon dan tanah yang kering di musim dingin, sementara penampakan kekuatan di titik lemahnya ibarat kehidupan pohon dan tanah tadi di musim semi. Hal ini menunjukkan keberadaan Zat Yang Mahakuasa yang sama saja bagi-Nya antara atom dan mentari.
40. Kepapahan alam di tengah-tengah terlihatnya jejak dari kekayaan mutlak seperti kemunculan rezeki dari tanah yang kering, hal itu menunjukkan keberadaan Zat Yang Mahakaya. Di antara sel kekayaan rahmat-Nya adalah matahari dan pohon, serta di antara limpahan telaga rahmat-Nya berupa air dan cahaya.
41. Kematian alam di tengah-tengah kemunculan cahaya kehidupan menunjukkan keberadaan Zat Yang Mahahidup, Yang Berdiri sendiri, Yang Menghidupkan, dan Mematikan.
42. Kebekuan dan kebodohan alam di tengah-tengah keberadaan jejak perasaan yang menyeluruh di mana Pemiliknya Maha Mendengar dan Melihat, hal itu menunjukkan eksistensi Zat Yang Maha Mengetahui dan Mengenal.
43. Kefanaan dan perubahan alam secara permanen dan teratur menunjukkan secara pasti keberadaan Zat Yang Merubah dan tak pernah berubah, Yang Permanen dan Kekal.
44. Ibadah bersinar yang dilakukan oleh makhluk yang diterima dan membuahkan hasil serta berisi penyaksian, percakapan, limpahan karunia, dan munajat, semua itu menunjukkan keberadaan Zat Yang Disembah secara hakiki.
No Voice