Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 70
(1-357)
52. Seluruh potensi manusia menginformasikan kepada kita bahwa manusia merupakan buah pohon penciptaan. Ia lebih sempurna dan lebih jauh. Wajahnya yang bening mengarah kepada kegelapan dan angkasa ketiadaan yang merupakan bagian dalam dunia. Di dalam potensi tersebut terdapat kecenderungan ibadah yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia tidak diciptakan seperti itu untuk kekal di alam fana. Namun, kecenderungan ibadah tadi adalah untuk mengarahkan wajahnya dari kegelapan menuju cahaya, dari ketiadaan menuju ada, dari akhir menuju awal mula, dari fana menuju abadi, dari makhluk menuju khalik. Seolah-olah ibadah merupakan rangkaian hubungan antara akhir dan awal dalam wilayah penciptaan. Lewat lisan ini fitrah bersaksi atas keberadaan Zat Yang Menciptakan makhluk untuk dikenal serta Menciptakan jin dan manusia untuk disembah. Kami beriman.
53. Kondisi mungkin, banyak, serta keterpengaruhan yang terlihat di alam secara otomatis menuntut keberadaan Zat Yang wajib ada dan esa serta berbuat. Hal itu menjadi bukti eksistensi Zat yang wajib ada dan esa Yang Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki. Kami beriman.
54. Tampak di alam ini segala sesuatu bergerak sebelum sampai ke titik kesempurnaannya. Kemudian setelah sampai ia menetap dan stabil. Dari sini dapat dikatakan bahwa wujud menuntut kesempurnaan. Sementara kesempurnaan menuntut adanya kondisi tetap. Maka, keberadaan wujud terlahir lewat kesempurnaan, dan kesempurnaan baru sempurna dengan kondisi permanen. Oleh sebab itu, Zat Yang Wajib ada dan kekal merupakan Yang Maha Sempurna. Segala kesempurnaan makhluk merupakan bayang-bayang dari manifestasi cahaya kesempurnaan-Nya. Hakikat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Sempurna dalam diri-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya. Kami beriman.
55. Apabila lembutnya batin sesuatu yang tampak dari sisi lahirnya menunjukkan bahwa Penciptanya tidak jauh darinya, maka penjagaan-Nya terhadap keteraturan dan keseimbangan segala sesuatu menunjukkan bahwa Dia juga tidak terdapat di dalamnya. Apabila melihat ciptaan menunjukkan bahwa Penciptanya Maha Mengetahui dan Bijaksana, maka melihat kepada-Nya bersama yang lain menunjukkan bahwa Penciptanya Maha Mendengar dan Melihat. Hakikat ini menunjukkan wajibnya keberadaan Sang Pencipta yang tidak terdapat di dalam alam dan tidak berada di luar. Di samping itu Dia juga terdapat di bagian paling dalam sebagaimana juga berada di bagian yang paling luar. Di samping melihat sesuatu; maka terlihat bersama-Nya segala sesuatu. Kami beriman.
Dua puluh hakikat yang menyatu ini seperti warna pelangi dan seperti lingkaran yang saling berbaur dalam satu titik. Ia merupakan tanda terang yang menunjukkan bahwa alam ini memiliki Pemelihara Yang Tak bermula dan wajib ada. Dia Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Berkehendak, Mahakuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi rezeki, Mahakaya, Mahahidup, Maha Berdiri sendiri, Maha Mengetahui, Mahakekal, dan Zat yang disembah. “Seluruh yang terdapat di langit dan di bumi bertasbih memuji-Nya.” “Dia mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan.” Dia juga tempat berlindung bagi orang yang takut dan tempat meminta pertolongan. Seluruh entitas alam merupakan bayang-bayang cahaya-Nya, manifestasi nama-Nya, dan jejak perbuatan-Nya. Dengan berzikir mengingat-Nya hati menjadi tenang. Kepada-Nya seluruh urusan dikembalikan.
53. Kondisi mungkin, banyak, serta keterpengaruhan yang terlihat di alam secara otomatis menuntut keberadaan Zat Yang wajib ada dan esa serta berbuat. Hal itu menjadi bukti eksistensi Zat yang wajib ada dan esa Yang Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki. Kami beriman.
54. Tampak di alam ini segala sesuatu bergerak sebelum sampai ke titik kesempurnaannya. Kemudian setelah sampai ia menetap dan stabil. Dari sini dapat dikatakan bahwa wujud menuntut kesempurnaan. Sementara kesempurnaan menuntut adanya kondisi tetap. Maka, keberadaan wujud terlahir lewat kesempurnaan, dan kesempurnaan baru sempurna dengan kondisi permanen. Oleh sebab itu, Zat Yang Wajib ada dan kekal merupakan Yang Maha Sempurna. Segala kesempurnaan makhluk merupakan bayang-bayang dari manifestasi cahaya kesempurnaan-Nya. Hakikat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Sempurna dalam diri-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya. Kami beriman.
55. Apabila lembutnya batin sesuatu yang tampak dari sisi lahirnya menunjukkan bahwa Penciptanya tidak jauh darinya, maka penjagaan-Nya terhadap keteraturan dan keseimbangan segala sesuatu menunjukkan bahwa Dia juga tidak terdapat di dalamnya. Apabila melihat ciptaan menunjukkan bahwa Penciptanya Maha Mengetahui dan Bijaksana, maka melihat kepada-Nya bersama yang lain menunjukkan bahwa Penciptanya Maha Mendengar dan Melihat. Hakikat ini menunjukkan wajibnya keberadaan Sang Pencipta yang tidak terdapat di dalam alam dan tidak berada di luar. Di samping itu Dia juga terdapat di bagian paling dalam sebagaimana juga berada di bagian yang paling luar. Di samping melihat sesuatu; maka terlihat bersama-Nya segala sesuatu. Kami beriman.
Dua puluh hakikat yang menyatu ini seperti warna pelangi dan seperti lingkaran yang saling berbaur dalam satu titik. Ia merupakan tanda terang yang menunjukkan bahwa alam ini memiliki Pemelihara Yang Tak bermula dan wajib ada. Dia Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Berkehendak, Mahakuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi rezeki, Mahakaya, Mahahidup, Maha Berdiri sendiri, Maha Mengetahui, Mahakekal, dan Zat yang disembah. “Seluruh yang terdapat di langit dan di bumi bertasbih memuji-Nya.” “Dia mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan.” Dia juga tempat berlindung bagi orang yang takut dan tempat meminta pertolongan. Seluruh entitas alam merupakan bayang-bayang cahaya-Nya, manifestasi nama-Nya, dan jejak perbuatan-Nya. Dengan berzikir mengingat-Nya hati menjadi tenang. Kepada-Nya seluruh urusan dikembalikan.
No Voice