Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 72
(1-357)
Ya Allah, jagalah kami! Pertama-pertama satu petunjuk menjadi sarana untuk menatap Tujuan. Kemudian model dari keseluruhan makhluk terserap sehingga berbagai ilusi berjatuhan. Perlu diketahui bahwa di antara petunjuk ada yang seperti air, ada pula yang seperti udara, dan ada yang seperti cahaya. Posisi menghadap harus dilakukan dengan halus dan lembut. Namun, jika dengan sikap rakus, mendalam, dan menyentuhkan jari ia akan mengalir, lenyap, dan hilang.
Selanjutnya perlu diketahui bahwa melihat pohon yang memiliki banyak cabang, ranting, dan buah guna mengetahui kehidupan, rasa, dan tingkat kekuatannya terbagi dua:
Pertama, melihat dari sisi pangkal. Ini merupakan cara melihat yang mudah, sederhana, lurus, dan kokoh.
Kedua, melihat dari sisi buah dan cabang. Cara melihat semacam ini tanpa melihat kepada pangkalnya adalah cara yang keliru yang mengantarkan kepada kesesatan.
Demikian pula ketika melihat pohon Islam. Pangkalnya berada di langit dan rantingnya tersebar di cakrawala. Untuk mengetahuinya terdapat dua cara. Serta untuk masuk ke dalam wilayahnya terdapat dua jalan:
Cara Pertama
Melihat dari pangkal. Apabila orang yang mendapat taufik melihat kepada pangkal, ia akan melihat telaga besar yang memiliki sumber suci yaitu wahyu ilahi. Telaga tersebut semakin bertambah lewat curahan ayat-ayat yang terdapat di cakrawala dan jiwa. Dari telaga itu muncul materi dan nutrisi bagi kehidupan buahnya. Membuktikan kehidupan satu buah sudah cukup untuk membuktikan keberadaan saudara-saudaranya. Bahkan ia juga cukup untuk membuktikan kehidupan pohon tersebut. Membuktikan kehidupan buah sangat mudah dan cepat bisa dilakukan dengan hanya melihat. Sementara, melenyapkan dan menghapuskan kehidupannya sangat sulit dan sukar selama masih bersambung dan selama akarnya tidak tercabut. Andaikan di saat itu kebetulan melihat ada sejumlah buah yang mati, maka kematiannya dinisbatkan kepada sebab-sebab eksternal. Ini merupakan pandangan imani dan islami yang lurus, mudah, dan mengarah kepada kenabian. Ya Allah, anugerahi kami jalan tersebut dan teguhkan kami di dalamnya.
Cara Kedua
Sakit yang menjadi sumber kesesatan dan keragu-raguan adalah melihat dari sisi buah secara kritis. Cara melihat semacam ini membutuhkan pembuktian pada setiap buahnya karena tidak ada keterpautan. Menetapkan keberadaan satu buah serta menyambungkan dengan nutrisinya adalah sulit. Ia membutuhkan sesuatu yang dibutuhkan oleh pangkal. Sebaliknya, ia cepat lenyap di mana hal itu bisa terwujud hanya dengan sesuatu yang paling sederhana. Andaikan secara kebetulan terdapat buah yang mati dan kering, hal tersebut langsung dinisbatkan kepada pangkal yang dianggap telah mati. Semoga Allah melindungi kita dari cara melihat semacam ini. Hanya saja, andaikata cara melihat seperti ini merupakan lanjutan dari cara melihat yang pertama tentu sangat baik dan membuat hati tenang.
Selanjutnya perlu diketahui bahwa melihat pohon yang memiliki banyak cabang, ranting, dan buah guna mengetahui kehidupan, rasa, dan tingkat kekuatannya terbagi dua:
Pertama, melihat dari sisi pangkal. Ini merupakan cara melihat yang mudah, sederhana, lurus, dan kokoh.
Kedua, melihat dari sisi buah dan cabang. Cara melihat semacam ini tanpa melihat kepada pangkalnya adalah cara yang keliru yang mengantarkan kepada kesesatan.
Demikian pula ketika melihat pohon Islam. Pangkalnya berada di langit dan rantingnya tersebar di cakrawala. Untuk mengetahuinya terdapat dua cara. Serta untuk masuk ke dalam wilayahnya terdapat dua jalan:
Cara Pertama
Melihat dari pangkal. Apabila orang yang mendapat taufik melihat kepada pangkal, ia akan melihat telaga besar yang memiliki sumber suci yaitu wahyu ilahi. Telaga tersebut semakin bertambah lewat curahan ayat-ayat yang terdapat di cakrawala dan jiwa. Dari telaga itu muncul materi dan nutrisi bagi kehidupan buahnya. Membuktikan kehidupan satu buah sudah cukup untuk membuktikan keberadaan saudara-saudaranya. Bahkan ia juga cukup untuk membuktikan kehidupan pohon tersebut. Membuktikan kehidupan buah sangat mudah dan cepat bisa dilakukan dengan hanya melihat. Sementara, melenyapkan dan menghapuskan kehidupannya sangat sulit dan sukar selama masih bersambung dan selama akarnya tidak tercabut. Andaikan di saat itu kebetulan melihat ada sejumlah buah yang mati, maka kematiannya dinisbatkan kepada sebab-sebab eksternal. Ini merupakan pandangan imani dan islami yang lurus, mudah, dan mengarah kepada kenabian. Ya Allah, anugerahi kami jalan tersebut dan teguhkan kami di dalamnya.
Cara Kedua
Sakit yang menjadi sumber kesesatan dan keragu-raguan adalah melihat dari sisi buah secara kritis. Cara melihat semacam ini membutuhkan pembuktian pada setiap buahnya karena tidak ada keterpautan. Menetapkan keberadaan satu buah serta menyambungkan dengan nutrisinya adalah sulit. Ia membutuhkan sesuatu yang dibutuhkan oleh pangkal. Sebaliknya, ia cepat lenyap di mana hal itu bisa terwujud hanya dengan sesuatu yang paling sederhana. Andaikan secara kebetulan terdapat buah yang mati dan kering, hal tersebut langsung dinisbatkan kepada pangkal yang dianggap telah mati. Semoga Allah melindungi kita dari cara melihat semacam ini. Hanya saja, andaikata cara melihat seperti ini merupakan lanjutan dari cara melihat yang pertama tentu sangat baik dan membuat hati tenang.
Said Nursi
No Voice