Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 73
(1-357)
PENUTUP BAHASAN INI
TENTANG EMPAT PENYAKIT
1. Putus Asa
Perlu diketahui bahwa apabila engkau takut terhadap siksa, lalu tidak mendapat taufik untuk beramal, sehingga engkau berangan-angan siksa tidak ada dengan mencari sesuatu yang bisa menafikannya di mana tanda-tanda yang menafikannya kau anggap sebagai dalil dan setan pun menyeretmu, dalam kondisi demikian hadirkan hati untuk memperhatikan firman Allah berikut,
Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Allah mengampuni dosa-dosa semua. Dia-lah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”
2. Ujub (Bangga diri)
Ya, wahai manusia! Engkau putus asa dan mencari sandaran dalam menghadapi siksa. Kemudian, engkau melihat kebaikan yang terdapat pada diri. Dalam kondisi demikian, engkau terjatuh pada kesesatan lewat pintu ujub. Padahal, sama sekali engkau tidak memiliki kesempurnaan. Renungkanlah!
Wahai manusia, wujud yang kau tempati sekarang ini bukanlah ciptaan-Mu yang layak kau miliki. Ia juga bukan barang temuan yang boleh diambil. Ia pun bukan hasil dari sebuah proses kebetulan atau berasal dari sebab-sebab yang mati yang boleh diambil begitu saja. Ia bukan barang murah yang tidak penting dan tidak berguna yang diabaikan oleh pemiliknya sehingga engkau dapat mengambil alih kepemilikannya. Namun, wujud ini dengan segala keajaiban kreasinya dan keindahan lukisannya menunjukkan bahwa ia muncul dari tangan Pencipta Yang Maha Bijaksana, Yang Berkuasa atasnya.
Tidakkah engkau melihat bahwa jutaan aksi dan perubahan yang terdapat di alam ini tidak berada dalam kendalimu kecuali hanya satu bagian saja yang masih diragukan di mana ia bisa menjadi dalil yang akan memberatkanmu.
Tidakkah engkau melihat bahwa dirimu merupakan sebab yang paling mulia dan paling bisa memilih. Di antara perbuatan disengaja yang paling tampak darimu adalah makan dan berbicara, sementara di dalam keduanya yang berada dalam kendalimu hanya satu bagian dari seratus bagian yang ada.
Karakter tersempit yang kau miliki adalah kebebasan memilih, sementara indera terluasmu adalah imajinasi. Padahal imajinasi tersebut tidak mampu menjangkau akal dan hasil-hasilnya. Kalau demikian, bagaimana mungkin engkau memasukkannya ke dalam wilayah pilihanmu sekaligus bangga dengannya?!
No Voice