Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 69
(1-357)
45. Tasbih alam baik yang terucap maupun tak terucap menunjukkan keberadaan Zat yang “seluruh yang terdapat di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya.” Pasalnya, petunjuk fitrah yang benar serta kesaksiannya tak bisa ditolak. Apalagi dengan petunjuk dan kesaksian yang tak terhingga yang dilakukan oleh seluruh pihak yang saling bercampur menjadi satu. Semua itu menunjukkan keberadaan Zat yang, “seluruh yang terdapat di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya” lewat bahasa terucap dan tak terucap serta lewat guratan dahinya.
46. Doa-doa pihak yang membutuhkan yang diterima dan dikabulkan serta yang berpengaruh dan membuahkan, secara tegas menunjukkan keberadaan Zat yang mengabulkan doa pihak yang berada dalam kesulitan.
47. Bersimpuhnya pihak yang mendapat musibah secara langsung ataupun tidak langsung ketika menghadap kepada Pelindungnya dan bahkan kepada Penciptanya, itu menunjukkan keberadaan Zat tempat mengadu pihak-pihak yang berada dalam ketakutan dan pihak yang meminta pertolongan.
48. Penyaksian kalangan mulia yang menembus alam lahir menuju alam batin serta kesepakatan mereka lewat kasyaf (penyingkapan), syuhud (kesaksian), dzauq (perasaan), dan musyahadah (penyaksian) bahwa seluruh alam berada dalam bayangan cahaya zat-Nya, hal itu menunjukkan keberadaan Mentari azali yang seluruh alam merupakan bayangan cahaya-Nya.
49. Berbagai perbuatan yang terlihat jelas berikut manifestasi nama-Nya yang diketahui dan dirasakan seperti tampak memenuhi alam dan angkasa yang mengalir turun dari kedudukan Zat Yang Mahaesa menunjukkan bahwa asal dari perbuatan itu tidak lain berasal dari cahaya-Nya sekaligus menunjukkan keberadaan Zat Yang Suci yang Melakukan semua perbuatan tadi.
50. Kegoncangan makhluk akibat merasa aneh, asing, dan bingung yang mengantarnya kepada sikap ingkar lalu kepada rangkaian kemustahilan dalam menisbatkan alam kepada dirinya dan sebab, hal ini mendorong akal dan jiwa untuk menyelamatkan diri dari penyakit tadi dengan merealisasikan perintah, “Berlarilah menuju Allah!” “Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” “Kepada Allah semua urusan dikembalikan.” Itulah Zat yang dengan kekuasaan-Nya muncul penjelasan terhadap segala persoalan dan dengan berzikir mengingat-Nya hati menjadi tenteram. Ya, Zat yang Memberikan pengaruh hakiki terhadap alam hanya Allah.
51. Ketentuan Tuhan yang terlihat secara langsung pada alam inderawi serta dengan penalaran pada alam yang lain menunjukkan keberadaan Zat Yang Menciptakan segala sesuatu sekaligus menentukan ukurannya secara tepat. Pasalnya, alam yang tampak ini baik secara kelompok maupun terpisah memiliki tujuan yang rapi, akhir yang berbuah, serta batas-batas seolah-olah ia merupakan ajal yang telah tertata yang disebut dengan takdir yang terwujud menurut cetakannya. Sebagai contoh engkau bisa melihat tubuhmu dengan segala lekukannya dan tanganmu dengan semua jarinya. Dari ketentuan yang tampak secara langsung ini, ia berpindah kepada ketentuan yang tak terlihat pada segala sesuatu yang bersifat immateri dan abstrak. Ia juga memiliki akhir, batas, dan ajal yang tertata yang merupakan takdirnya. Ia ditulis dengan tangan qadha dan qadar. Qudrat Tuhan menulis kitab tersebut di atas ukuran takdir. Qudrat-Nya merupakan sumber yang menatap ukuran takdir. Ini menunjukkan secara tegas keberadaan Zat yang seluruh alam merupakan goresan pena qadha dan qadar-Nya.
46. Doa-doa pihak yang membutuhkan yang diterima dan dikabulkan serta yang berpengaruh dan membuahkan, secara tegas menunjukkan keberadaan Zat yang mengabulkan doa pihak yang berada dalam kesulitan.
47. Bersimpuhnya pihak yang mendapat musibah secara langsung ataupun tidak langsung ketika menghadap kepada Pelindungnya dan bahkan kepada Penciptanya, itu menunjukkan keberadaan Zat tempat mengadu pihak-pihak yang berada dalam ketakutan dan pihak yang meminta pertolongan.
48. Penyaksian kalangan mulia yang menembus alam lahir menuju alam batin serta kesepakatan mereka lewat kasyaf (penyingkapan), syuhud (kesaksian), dzauq (perasaan), dan musyahadah (penyaksian) bahwa seluruh alam berada dalam bayangan cahaya zat-Nya, hal itu menunjukkan keberadaan Mentari azali yang seluruh alam merupakan bayangan cahaya-Nya.
49. Berbagai perbuatan yang terlihat jelas berikut manifestasi nama-Nya yang diketahui dan dirasakan seperti tampak memenuhi alam dan angkasa yang mengalir turun dari kedudukan Zat Yang Mahaesa menunjukkan bahwa asal dari perbuatan itu tidak lain berasal dari cahaya-Nya sekaligus menunjukkan keberadaan Zat Yang Suci yang Melakukan semua perbuatan tadi.
50. Kegoncangan makhluk akibat merasa aneh, asing, dan bingung yang mengantarnya kepada sikap ingkar lalu kepada rangkaian kemustahilan dalam menisbatkan alam kepada dirinya dan sebab, hal ini mendorong akal dan jiwa untuk menyelamatkan diri dari penyakit tadi dengan merealisasikan perintah, “Berlarilah menuju Allah!” “Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” “Kepada Allah semua urusan dikembalikan.” Itulah Zat yang dengan kekuasaan-Nya muncul penjelasan terhadap segala persoalan dan dengan berzikir mengingat-Nya hati menjadi tenteram. Ya, Zat yang Memberikan pengaruh hakiki terhadap alam hanya Allah.
51. Ketentuan Tuhan yang terlihat secara langsung pada alam inderawi serta dengan penalaran pada alam yang lain menunjukkan keberadaan Zat Yang Menciptakan segala sesuatu sekaligus menentukan ukurannya secara tepat. Pasalnya, alam yang tampak ini baik secara kelompok maupun terpisah memiliki tujuan yang rapi, akhir yang berbuah, serta batas-batas seolah-olah ia merupakan ajal yang telah tertata yang disebut dengan takdir yang terwujud menurut cetakannya. Sebagai contoh engkau bisa melihat tubuhmu dengan segala lekukannya dan tanganmu dengan semua jarinya. Dari ketentuan yang tampak secara langsung ini, ia berpindah kepada ketentuan yang tak terlihat pada segala sesuatu yang bersifat immateri dan abstrak. Ia juga memiliki akhir, batas, dan ajal yang tertata yang merupakan takdirnya. Ia ditulis dengan tangan qadha dan qadar. Qudrat Tuhan menulis kitab tersebut di atas ukuran takdir. Qudrat-Nya merupakan sumber yang menatap ukuran takdir. Ini menunjukkan secara tegas keberadaan Zat yang seluruh alam merupakan goresan pena qadha dan qadar-Nya.
No Voice