Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 86
(1-357)
Binatang yang indah, burung yang terukir, pohon yang berbuah, tumbuhan yang berbunga merupakan mukjizat pengetahuan-Nya, kreasi-Nya yang luar biasa, hadiah kedermawanan-Nya, serta bukti karunia-Nya.
Senyum bunga dari balik hiasan buah, kicau burung di waktu pagi, rintik hujan di atas bunga, serta kasih sayang ibu terhadap anaknya yang kecil merupakan bentuk perkenalan Zat Yang Mahakasih, cinta Zat Yang Maha Penyayang, kasih Zat Yang Maha Memberi terhadap jin dan manusia, terhadap ruh dan binatang, terhadap malaikat dan jin. Lalu, benih dan buah, biji dan bunga merupakan mukjizat hikmah, anugerah kasih sayang, bukti keesaan, dalil kelembutan-Nya di negeri akhirat, serta petunjuk yang jujur bahwa Penciptanya Mahakuasa dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia memenuhi segala sesuatu dengan kasih sayang, pengetahuan, penciptaan, pengaturan, kreasi, dan gambaran. Mentari seperti benih, bintang seperti bunga, bumi seperti benih. Proses penciptaan dan pengaturan, kreasi dan pembentukan tidaklah berat bagi-Nya. Benih dan buah merupakan cermin keesaan, petunjuk ketentuan, lambang kekuasaan bahwa entitas yang demikian banyak itu bersumber dari satu. Mereka muncul sebagai saksi bagi keesaan Tuhan dalam berkreasi dan membentuk. Selanjutnya mereka juga mengingatkan hikmah Tuhan dalam mencipta dan menata. Mereka menjelaskan bahwa Pencipta semua makhluk, lewat tatapan-Nya yang menyeluruh, juga melihat kepada setiap bagian. Pasalnya, jika berupa buah itulah tujuan yang paling jelas dari penciptaan pohon ini. Manusia adalah buah dari entitas alam. Ia merupakan tujuan utama Sang Pencipta. Kalbu seperti atom. Ia merupakan cermin cahaya milik Pencipta makhluk. Dari sini, manusia yang paling kecil di alam ini merupakan orbit utama dari kemunculan, pengumpulan, pengrusakan, pergantian, peralihan, dan perbaikan seluruh entitas alam. Allah Mahabesar. Wahai Yang Mahabesar, Engkau Zat yang akal tak mampu menjangkau hakikat keagungan-Nya. Zat yang “tiada Tuhan selain Dia” menghampiri segala sesuatu. Mereka selalu meminta dan menyeru, “Wahai Yang Mahahidup.”

Kedudukan Ketiga
Penjelasannya terdapat di pangkal kondisi ketiga dari kalimat ketiga puluh dua.
Allah Mahabesar daripada segala sesuatu dilihat dari kekuasaan dan pengetahuan-Nya. Pasalnya, Dia Mahakuasa, Maha menentukan, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Membentuk, Mahamulia, Mahalembut, Maha Menghias, Maha Memberi nikmat, Mahakasih, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Mahaindah, Maha Sempurna, dan Pelukis azali yang hakikat seluruh entitas, baik secara keseluruhan maupun setiap bagiannya, merupakan goresan pena qada dan qadar-Nya lewat pengaturan, penetapan, pengetahuan, dan hikmah-Nya. Ia merupakan goresan pena pengetahuan dan hikmah-Nya lewat kreasi dan gambaran-Nya. Ia merupakan dekorasi hasil kreasi, gambaran, hiasan, dan penerangan-Nya lewat kelembutan dan kemurahan-Nya. Ia merupakan bunga kelembutan sifat halus, baik, dan kasih-Nya lewat rahmat dan nikmat-Nya. Ia merupakan hasil curahan rahmat, nikmat, kasih sayangnya lewat keindahan dan kesempurnaan-Nya. Ia merupakan kilau keindahan dan kesempurnaan abadi lewat kesaksian cermin fana di mana keindahan tersebut terus eksis sepanjang musim dan waktu serta nikmat-Nya terus tercurah sepanjang perjalanan manusia, hari, dan tahun.
No Voice