Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 87
(1-357)
Ya, lenyapnya cermin dan entitas dengan manifestasi dan nikmat Tuhan yang terus mengalir merupakan petunjuk yang paling jelas dan bukti yang paling terang bahwa keindahan lahiri dan kesempurnaan yang ada bukan milik mereka. Ia merupakan penjelasan yang fasih dan argumen paling nyata yang menunjukkan keindahan murni milik Zat Yang wajib ada, Yang Mahakekal, dan Mahakasih.
Ya, jejak yang sempurna menunjukkan adanya perbuatan yang sempurna. Perbuatan yang sempurna menunjukkan adanya Nama dan Pelaku yang sempurna. Kemudian Nama yang sempurna sudah pasti menunjukkan sifat yang sempurna. Sifat yang sempurna menunjukkan kondisi yang sempurna. Lalu kondisi yang sempurna menunjukkan kesempurnaan Zat sesuai dengan keberadaan-Nya. Itulah keyakinan yang benar.
Kedudukan Keempat

Dia Mahabesar. Pasalnya, Dia Mahaadil, Maha Menetapkan, dan Mahabijak yang bangunan pohon alam ini Dia bangun dalam masa enam hari dengan pilar-pilar kehendak dan hikmah-Nya. Dia mengurainya lewat ketentuan qada dan qadar-Nya, menata dengan hukum kebiasaan dan sunnah-Nya, menghias dengan rambu-rambu perhatian dan rahmat-Nya, menyinari dengan manifestasi nama dan sifat-Nya lewat bukti keteraturan ciptaan-Nya, hiasan entitas-Nya, kemiripannya, keselarasannya, keharmonisannya, kerjasamanya, serta kerapian kreasi dalam segala sesuatu sesuai dengan kapasitas potensinya yang telah ditentukan lewat penetapan qadar.
Hikmah menyeluruh dalam menata alam, perhatian komprehensif dalam menghiasnya, rahmat yang luas dalam melembutkannya, rezeki yang mencakup dalam memeliharanya, kehidupan yang menakjubkan lewat manifestasinya terhadap sifat-sifat Tuhan, indahnya tujuan dalam memperbagus penampilannya, kesinambungan manifestasi keindahan yang terpantul bersamaan dengan ketiadaannya, cinta yang jujur yang terdapat dalam kalbu terhadap Tuhan yang disembahnya, kesepakatan seluruh kalangan mulia atas keesaan Penciptanya, tindakan yang mengandung kemaslahatan terhadap setiap bagiannya, penataan yang bijak bagi tumbuhannya, pemeliharaan yang mulia terhadap hewannya, keteraturan yang sempurna dalam berbagai perubahan pilarnya, tujuan besar dalam keteraturan keseluruhannya, kemunculan seketika bersamaan dengan kesempurnaan kreasinya tanpa membutuhkan jangka waktu dan materi, diagnosa yang bijak disertai ketakterbatasan frekuensi kemungkinannya, pemenuhan kebutuhannya yang demikian banyak dan beragam pada waktu yang tepat dari tempat yang tak disangka dan tidak dirasa padahal ia tidak mampu meski untuk memenuhi kebutuhan terkecilnya, kekuatan mutlak dalam sumber kelemahannya, kekuasaan mutlak dalam mata air ketidakberdayaannya, kehidupan lahiriah dalam kematiannya, perasaan yang menyeluruh dalam ketidaktahuannya, keteraturan yang sempurna dalam berbagai perubahannya yang mengharuskan keberadaan Perubah yang tidak berubah, kesepakatan tasbihnya yang diterima melalui tiga seruanya: lewat lisan potensinya, lisan kebutuhan alamiahnya, dan lisan keterpaksaannya, munajat, kesaksian, dan limpahan karunia dalam ibadahnya, keteraturan terkait dengan ketentuannya, rasa tenteram dengan berzikir mengingat Penciptanya, posisi ibadah yang merupakan benang penyambung antara akhir dan awalnya, serta yang menjadi sebab wujud kesempurnaanya, semua itu menjadi saksi bahwa seluruhnya mengikuti pengaturan Sang Pengatur yang bijaksana dan esa.
No Voice