Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | Al-Matsnawi al-Arabi an-Nuriye | 94
(1-357)
Aku memahami bahwa penyaksian keindahan Alquran berbanding lurus dengan tingkat keselamatan dan kesehatan kalbu. Orang yang kalbunya sakit tidak akan bisa menyaksikan kecuali sesuatu yang dikaburkan oleh sakitnya. Gaya bahasa Alquran dan kalbu merupakan dua cermin yang saling memantulkan.

Rehat[1]
Rehat
Karena iman membangun persaudaraan antar segala sesuatu, maka ketamakan, permusuhan, dan kedengkian tidak dominan pada jiwa mukmin. Pasalnya, dengan cermat ia melihat musuh utamanya sebagai orang yang masih merupakan saudaranya. Sebaliknya, karena kekufuran membangun keterasingan dan perpecahan antar segala sesuatu, maka ketamakan, permusuhan, dan sikap mengandalkan diri demikian dominan pada orang kafir. Dari sini kita memahami mengapa jumlah mereka lebih banyak dalam kehidupan dunia ini. Lalu, karena orang kafir melihat dunia sebagai balasan bagi segala kebaikannya, sementara mukmin melihat balasan dari sebagian keburukannya terwujud di dunia, maka jadilah dunia sebagai penjara bagi mukmin dan sorga bagi orang kafir.[2]

Ketahuilah bahwa obat iman apabila telah masuk ke dalam kalbu ia membuat manusia sebagai permata yang layak kekal dan mendapat sorga. Sebaliknya, dengan kekufuran ia layak menjadi tembikar yang fana. Kekufuran melihat kulit sebagai inti sehingga merasa puas dengannya. Maka, derajatnya turun dari berlian menjadi kaca; bahkan menjadi benda mati dan biji. Demikianlah yang kusaksikan.

Catatan

Aku melihat bahwa ketika ilmu filsafat semakin meningkat penyakit juga meningkat. Akupun melihat peningkatan penyakit ketika ilmu rasional meningkat. Berbagai penyakit non-fisik telah mengantarkan kepada sejumlah ilmu rasional sebagaimana ilmu-ilmu rasional itu melahirkan sejumlah penyakit kalbu.

Selain itu, aku melihat dunia memiliki dua sisi:

Satu sisi yang secara lahiriah untuk sementara waktu tampak indah namun secara batiniah melahirkan derita tak bertepi.

Sisi lain yang secara lahiriah mendatangkan derita namun secara batiniah melahirkan kenikmatan tak terhingga.

Alquran mengarahkan pandangan manusia kepada sisi yang kedua yang bersambung kepada akhirat. Sisi pertama yang bersambung pada ketiadaan adalah lawan dari akhirat. Kebaikan dunia merupakan keburukan akhirat, sementara keburukan dunia merupakan kebaikan akhirat.
---------------------------------
[1] Dalam edisi pertama disebutkan, “Ketahuilah bahwa pengaruh perasaan, pengetahuan, dan penglihatan yang terlihat pada sesuatu menunjukkan sesuatu yang tak terhingga. Maka perasaan, pengetahuan, dan penglihatan yang terikat dan terbatas tak bisa memberikan pengaruh serupa. Benih kemutlakan dan ketakterbatasan jauh lebih agung dan lebih besar daripada sesuatu yang terbatas.

[2] Dunia adalah penjara bagi mukmin, dan sorga bagi orang kafir. Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim (2959) bab zuhud, Ibnu Majah (4113) bab zuhud, at-Tirmidzi (2324) bab zuhud pula, serta Ahmad dalam musnadnya (2/458). Semua berasal dari Abu Hurayrah r.a.
No Voice