Risalah Mi’raj | Risalah Mi’raj | 20
(1-43)
tas dalam satu titik dan dalam satu cermin, serta untuk memperlihatkan semua jenis keindahanNya dengan rahasia keesaan, Sang Pencipta semua entitas memilih sosok yang menjadi buah bersinar dari pohon penciptaan, yang kalbunya ibarat benih yang mengandung berbagai hakikat yang mendasar dari pohon tersebut. Dia memilihnya untuk melakukan mi’raj—laksana tali penghubung antara benih yang merupakan asal dan buah yang merupakan akhir—guna memperlihatkan rasa cinta kepada sosok istimewa itu atas nama seluruh entitas, memanggilnya untuk menghadap-Nya, memberikan kehormatan melihat keindahan-Nya, memuliakan dengan ucapan-Nya, serta menyerahkan tugas dengan perintah-Nya agar hikmah suci di sisinya mengalir kepada yang lain.
Kita akan meneropong hikmah Ilahi ini lewat dua perumpamaan berikut:
Seperti dijelaskan dengan perinci di dalam perumpamaan yang terdapat pada kalimat kesebelas bahwa ketika seorang penguasa memiliki kekayaan yang sangat banyak yang dipenuhi dengan permata berharga dan intan yang jumlahnya tak terhingga, sementara ia memiliki keahlian dalam melakukan kreasi menakjubkan, memiliki pengetahuan luas dan sempurna dalam berbagai hal yang mengagumkan, disertai wawasan yang luas dalam sejumlah ilmu, maka tidak aneh kalau penguasa tersebut ingin membuka sebuah galeri yang bersifat umum untuk menampilkan berbagai karyanya yang berharga di mana setiap pemilik keindahan dan kesempurnaan ingin menyaksikan dan mempersaksikan keindahan dan kesempurnaan tersebut. Hal itu untuk menarik perhatian manusia guna melihat keagungan kekuasaannya serta untuk memperlihatkan kilau kekayaannya, kehebatan kreasinya, serta keajaiban makrifatnya.
Juga agar keindahan dan kesempurnaan maknawi tadi bisa dilihat dari dua sisi:Pertama, lewat pandangannya yang tajam dan menembus.
Kedua, lewat pandangan pihak lain. Atas dasar hikmah tersebut, tentu sang penguasa mulai membangun istana yang megah dan luas itu.
Dia membaginya secara mengagumkan menjadi sejumlah wilayah, tingkatan, dan kedudukan seraya menghias setiap bagian dengan permata kekayaannya yang beragam, memperindah dengan hasil kreasinya yang paling halus, serta menatanya dengan seni dan hikmah yang paling lembut.
Lalu dia melengkapi dan menyempurnakan istana itu dengan karya-karya menakjubkan yang berasal dari ilmunya. Setelah itu, ia akan menghamparkan sejumlah hidangan besar yang sesuai dengan setiap kelompok seraya menyiapkan jamuan umum yang dipenuhi berbagai karunia dan jenis makanan lezat.
Lalu ia mengajak rakyatnya kepada jamuan mulia tersebut untuk memperlihatkan kesempurnaannya yang indah. Ia angkat salah seorang dari mereka sebagai utusan, mengajaknya untuk melewati tingkatan paling rendah ke tingkatan yang paling tinggi. Ia jalankan utusan tersebut dari satu wilayah ke wilayah lain dengan memperlihatkan padanya ruang kerja dari kreasi menakjubkan tersebut serta sejumlah hasil dari simpanan yang bersumber dari tingkatan bawah sampai mencapai wilayah khususnya. Lalu sang penguasa memperlihatkan dirinya yang penuh berkah yang merupakan pangkal dari segala kesempurnaannya dan mengaruniai utusan tersebut dengan kehadirannya.
Dia informasikan pada utusan sejumlah kesempurnaan dirinya dan berbagai hakikat istana.
Lalu dia menunjuk utusan sebagai pembimbing bagi rakyatnya dan mengutusnya agar memperkenalkan pembuat istana berikut pilarpilar ukiran dan keajaiban kreasi yang terdapat di dalam istana.
Sang utusan tersebut mengajarkan sejumlah simbol yang terdapat pada ukiran yang ada serta sejumlah isyarat yang terdapat dalam ciptaan. Ia memperkenalkan kepada mereka yang masuk ke
Kita akan meneropong hikmah Ilahi ini lewat dua perumpamaan berikut:
Seperti dijelaskan dengan perinci di dalam perumpamaan yang terdapat pada kalimat kesebelas bahwa ketika seorang penguasa memiliki kekayaan yang sangat banyak yang dipenuhi dengan permata berharga dan intan yang jumlahnya tak terhingga, sementara ia memiliki keahlian dalam melakukan kreasi menakjubkan, memiliki pengetahuan luas dan sempurna dalam berbagai hal yang mengagumkan, disertai wawasan yang luas dalam sejumlah ilmu, maka tidak aneh kalau penguasa tersebut ingin membuka sebuah galeri yang bersifat umum untuk menampilkan berbagai karyanya yang berharga di mana setiap pemilik keindahan dan kesempurnaan ingin menyaksikan dan mempersaksikan keindahan dan kesempurnaan tersebut. Hal itu untuk menarik perhatian manusia guna melihat keagungan kekuasaannya serta untuk memperlihatkan kilau kekayaannya, kehebatan kreasinya, serta keajaiban makrifatnya.
Juga agar keindahan dan kesempurnaan maknawi tadi bisa dilihat dari dua sisi:Pertama, lewat pandangannya yang tajam dan menembus.
Kedua, lewat pandangan pihak lain. Atas dasar hikmah tersebut, tentu sang penguasa mulai membangun istana yang megah dan luas itu.
Dia membaginya secara mengagumkan menjadi sejumlah wilayah, tingkatan, dan kedudukan seraya menghias setiap bagian dengan permata kekayaannya yang beragam, memperindah dengan hasil kreasinya yang paling halus, serta menatanya dengan seni dan hikmah yang paling lembut.
Lalu dia melengkapi dan menyempurnakan istana itu dengan karya-karya menakjubkan yang berasal dari ilmunya. Setelah itu, ia akan menghamparkan sejumlah hidangan besar yang sesuai dengan setiap kelompok seraya menyiapkan jamuan umum yang dipenuhi berbagai karunia dan jenis makanan lezat.
Lalu ia mengajak rakyatnya kepada jamuan mulia tersebut untuk memperlihatkan kesempurnaannya yang indah. Ia angkat salah seorang dari mereka sebagai utusan, mengajaknya untuk melewati tingkatan paling rendah ke tingkatan yang paling tinggi. Ia jalankan utusan tersebut dari satu wilayah ke wilayah lain dengan memperlihatkan padanya ruang kerja dari kreasi menakjubkan tersebut serta sejumlah hasil dari simpanan yang bersumber dari tingkatan bawah sampai mencapai wilayah khususnya. Lalu sang penguasa memperlihatkan dirinya yang penuh berkah yang merupakan pangkal dari segala kesempurnaannya dan mengaruniai utusan tersebut dengan kehadirannya.
Dia informasikan pada utusan sejumlah kesempurnaan dirinya dan berbagai hakikat istana.
Lalu dia menunjuk utusan sebagai pembimbing bagi rakyatnya dan mengutusnya agar memperkenalkan pembuat istana berikut pilarpilar ukiran dan keajaiban kreasi yang terdapat di dalam istana.
Sang utusan tersebut mengajarkan sejumlah simbol yang terdapat pada ukiran yang ada serta sejumlah isyarat yang terdapat dalam ciptaan. Ia memperkenalkan kepada mereka yang masuk ke
No Voice