Risalah Mi’raj | Risalah Mi’raj | 22
(1-43)
sehingga ia akan senang dan dicintai. Dengan kata lain, penulis tersebut akan mengajari seseorang mengenai sejumlah kosakata dalam buku tersebut berikut semua makna dan hakikatnya seraya mendiktekan kepadanya pelajaran demi pelajaran dari awal hingga akhir halaman sampai kemudian ia memberikan kesaksian atasnya.
Demikian pula Pengukir Yang Mahaindah, Allah SWT. menulis buku-buku alam ini sedemikian rupa dalam rangka menunjukkan kesempurnaanNya dan memperlihatkan keindahan berikut hakikat nama-Nya yang suci, sehingga semua entitas lewat berbagai arah yang tak terhingga memberitahukan dan mengungkapkan nama-namaNya, sifat-sifat-Nya, dan kesempurnaan-Nya yang tak terbatas.
Seperti diketahui jika makna sebuah buku tidak diketahui, maka ia akan lenyap begitu saja atau nilainya akan jatuh sama sekali. Nah, apalagi dengan buku seperti ini yang setiap hurufnya berisi ribuan makna. Tidak mungkin nilainya jatuh dan tidak mungkin lenyap begitu saja. Penulis buku menakjubkan ini pasti akan mengajarkannya serta menerangkan bagian-bagiannya sesuai dengan potensi setiap kelompok. Dia akan mengajarkan buku tersebut kepada sosok yang memiliki pandangan paling integral, cita rasa paling komprehensif, serta kesiapan paling sempurna.
Guna mengajarkan buku semacam itu secara keseluruhan beserta semua hakikatnya, secara hikmah harus ada perjalanan dalam bentuk yang sangat mulia dan tinggi. Dengan kata lain, harus ada penyaksian dan perjalanan mulai dari tingkatan entitas yang sangat banyak—yang merupakan halaman pertama dari buku ini—dan berakhir kepada wilayah keesaan yang merupakan akhir lembarannya.
Demikianlah engkau bisa menyaksikan sebagian dari hikmah mi’raj yang mulia lewat perspektif perumpamaan tadi.
Sekarang marilah kita menoleh kepada si ateis yang terus menyimak. Kita perhatikan apa yang terlintas dalam benaknya guna menyaksikan hal apa yang masih tidak jelas.
Yang terbayang dalam benak bahwa hatinya berbisik: “Aku telah mulai percaya namun, terdapat tiga permasalahan dan problem yang tidak bisa kupecahkan dan kupahami:
Pertama, mengapa mi’raj yang demikian agung tersebut dikhususkan kepada Muhammad SAW..
Kedua, mengapa Nabi mulia tersebut menjadi benih dari semua entitas? Pasalnya engkau berkata bahwa alam tercipta dari cahayanya. Sementara pada waktu yang sama ia merupakan buah alam yang paling akhir dan paling bersinar. Apa maksud dari perkataan ini?
Ketiga, dalam penjelasan yang kau berikan sebelumnya engkau berkata bahwa naik ke alam yang tinggi dimaksudkan untuk menyaksikan ruang kerja dan pabrik dari berbagai jejak yang terdapat di alam serta untuk melihat sejumlah buah dari simpanan kekayaannya. Apa maksud dari ucapan ini?”
Pertama, sejumlah kitab suci, Taurat, Injil, dan Zabur berisi sejumlah kabar gembira yang memberitakan
kenabian Rasul SAW. serta sejumlah keterangan tentangnya meski semua kitab suci tersebut mengalami perubahan sepanjang perjalanannya.
Di masa sekarang ini seorang ulama peneliti, Husein al-Jisr, telah menemukan 114 ka
Demikian pula Pengukir Yang Mahaindah, Allah SWT. menulis buku-buku alam ini sedemikian rupa dalam rangka menunjukkan kesempurnaanNya dan memperlihatkan keindahan berikut hakikat nama-Nya yang suci, sehingga semua entitas lewat berbagai arah yang tak terhingga memberitahukan dan mengungkapkan nama-namaNya, sifat-sifat-Nya, dan kesempurnaan-Nya yang tak terbatas.
Seperti diketahui jika makna sebuah buku tidak diketahui, maka ia akan lenyap begitu saja atau nilainya akan jatuh sama sekali. Nah, apalagi dengan buku seperti ini yang setiap hurufnya berisi ribuan makna. Tidak mungkin nilainya jatuh dan tidak mungkin lenyap begitu saja. Penulis buku menakjubkan ini pasti akan mengajarkannya serta menerangkan bagian-bagiannya sesuai dengan potensi setiap kelompok. Dia akan mengajarkan buku tersebut kepada sosok yang memiliki pandangan paling integral, cita rasa paling komprehensif, serta kesiapan paling sempurna.
Guna mengajarkan buku semacam itu secara keseluruhan beserta semua hakikatnya, secara hikmah harus ada perjalanan dalam bentuk yang sangat mulia dan tinggi. Dengan kata lain, harus ada penyaksian dan perjalanan mulai dari tingkatan entitas yang sangat banyak—yang merupakan halaman pertama dari buku ini—dan berakhir kepada wilayah keesaan yang merupakan akhir lembarannya.
Demikianlah engkau bisa menyaksikan sebagian dari hikmah mi’raj yang mulia lewat perspektif perumpamaan tadi.
Sekarang marilah kita menoleh kepada si ateis yang terus menyimak. Kita perhatikan apa yang terlintas dalam benaknya guna menyaksikan hal apa yang masih tidak jelas.
Yang terbayang dalam benak bahwa hatinya berbisik: “Aku telah mulai percaya namun, terdapat tiga permasalahan dan problem yang tidak bisa kupecahkan dan kupahami:
Pertama, mengapa mi’raj yang demikian agung tersebut dikhususkan kepada Muhammad SAW..
Kedua, mengapa Nabi mulia tersebut menjadi benih dari semua entitas? Pasalnya engkau berkata bahwa alam tercipta dari cahayanya. Sementara pada waktu yang sama ia merupakan buah alam yang paling akhir dan paling bersinar. Apa maksud dari perkataan ini?
Ketiga, dalam penjelasan yang kau berikan sebelumnya engkau berkata bahwa naik ke alam yang tinggi dimaksudkan untuk menyaksikan ruang kerja dan pabrik dari berbagai jejak yang terdapat di alam serta untuk melihat sejumlah buah dari simpanan kekayaannya. Apa maksud dari ucapan ini?”
Permasalahan Pertama
Sebagai jawabannya: permasalahan pertamamu ini telah dibahas secara panjang lebar pada ketiga puluh tiga kalimat dalam buku al-Kalimât. Di sini kami hanya akan menerangkannya secara singkat dalam bentuk daftar ringkas dari kesempurnaan pribadi Nabi SAW. berikut dalil kenabiannya dan mengapa beliau yang paling layak untuk mendapatkan mi’raj yang agung tersebut.Pertama, sejumlah kitab suci, Taurat, Injil, dan Zabur berisi sejumlah kabar gembira yang memberitakan
kenabian Rasul SAW. serta sejumlah keterangan tentangnya meski semua kitab suci tersebut mengalami perubahan sepanjang perjalanannya.
Di masa sekarang ini seorang ulama peneliti, Husein al-Jisr, telah menemukan 114 ka
No Voice