Risalah Mi’raj | Risalah Mi’raj | 19
(1-43)
melakukan mi’raj spiritual menuju arasy dalam satu menit sebagaimana yang disebutkan dalam sejumlah riwayat yang valid. Sementara, malaikat yang merupakan fisik yang berasal dari cahaya bisa pergi dan kembali dari arasy menuju bumi dan dari bumi menuju arasy hanya dalam waktu singkat. Penduduk surga naik dari mahsyar menuju taman-taman surga hanya dalam waktu singkat.
Berbagai contoh di atas menjelaskan secara tegas bahwa pribadi Muhammad SAW. yang merupakan pemimpin seluruh wali, imam bagi orangorang beriman, kepala para ahli surga dan diterima oleh seluruh malaikat pasti telah melakukan mi’raj yang tujuan perjalanannya ialah menuju Allah sesuai dengan kedudukan beliau yang mulia. Hal ini penuh hikmah, sangat masuk akal dan benar-benar terjadi tanpa ada keraguan sedikit pun.

LANDASAN KETIGA
Apa Hikmah Mi’raj?
Jawabannya:

Hikmah mi’raj demikian tinggi dan mulia, sehingga akal manusia tak mampu menjangkaunya.
Ia sangatlah dalam sehingga sulit diraih. Ia juga sangat halus sehingga sulit ditangkap oleh akal semata.
Namun, meskipun hakikat hikmahnya tidak bisa dijangkau, keberadaannya dapat diketahui lewat sejumlah isyarat sebagaimana berikut:Untuk memperlihatkan manifestasi keesaanNya dan cahaya ketunggalan-Nya dalam berbagai tingkatan makhluk, Pencipta alam ini memilih satu sosok istimewa untuk melakukan mi’raj dalam bentuk tali hubungan yang bersinar antara puncak tingkatan entitas menuju dasar keesaan. Allah memilihnya dengan menjadikannyasebagai objek penerima pesan-Nya atas nama seluruh makhluk seraya memberitahukan berbagai maksud Ilahi atas nama semua makhluk berkesadaran. Agar dengan itu Dia bisa menyaksikan dengan penglihatan Nabi SAW. keindahan kreasi dan kesempurnaan rububiyahNya dalam cermin makhluk sekaligus memperlihatkan kepada yang lain jejak keindahan dan kesempurnaan-Nya.
Karena Tuhan semesta alam memiliki keindahan dan kesempurnaan mutlak dengan kesaksian jejak dan ciptaan-Nya, maka keindahan dan kesempurnaan tersebut menjadi sesuatu yang dicintai. Oleh karena itu, Sang Pemilik keindahan dan kesempurnaan tersebut memiliki rasa cinta tak terhingga terhadap keindahan dan kesempurnaanNya. Rasa cinta yang tiada batas tersebut tampak lewat beragam bentuk dan wujud dalam ciptaan.
Allah mencintai ciptaan-Nya, karena Dia melihat jejak keindahan dan kesempurnaan-Nya di dalam ciptaan tersebut.
Nah, karena ciptaan yang paling dicinta dan mulia bagi-Nya ialah makhluk hidup, sementara makhluk hidup yang paling dicinta dan mulia ialah yang memiliki perasaan, lalu makhluk pemilik perasaan yang paling dicinta ialah manusia dengan melihat kepada potensinya yang komprehensif, maka manusia yang paling dicinta ialah sosok yang potensinya tersingkap secara sempurna sehingga bisa memperlihatkan berbagai bentuk kesempurnaanNya yang tersebar dan tampak dalam ciptaan.
Demikianlah, untuk menyaksikan seluruh bentuk manifestasi cinta yang tersebar di semua enti
No Voice