Risalah Mi’raj | Risalah Mi’raj | 5
(1-43)
“Benar bahwa makrifatullah yang bersumber dari dalil-dalil ilmu kalam bukanlah makrifat yang sempurna serta tidak mendatangkan ketenangan hati. Sementara, makrifat yang didasarkan pada
konsep Alquran yang merupakan mukjizat ialah makrifat yang sempurna dan mendatangkan ketenangan seutuhnya ke dalam hati. Kita berdoa kepada Allah Yang Mahatinggi dan Mahakuasa agar menjadikan setiap bagian dari Risalah Nur laksana lentera yang menerangi jalan lurus bercahaya milik Alquran al-Karim.
Selain itu, makrifatullah yang lahir dari ilmu kalam tampak kurang sempurna, serta makrifat yang lahir dari jalan tasawuf juga cacat dan terputus jika dibandingkan dengan makrifat yang bersumber dari Alquran al-Karim secara langsung lewat warisan para nabi. Pada risalah yang lain dari Risalah Nur, kami telah memberikan perumpamaan untuk menjelaskan berbagai perbedaan antara mereka yang pendekatannya terilhami oleh Alquran dan mereka yang meniti jalan ahli ilmu kalam sebagai berikut:
Untuk mendapatkan air ada yang membawanya lewat sejumlah pipa dari tempat yang jauh yang digali
di bawah gunung. Adapun yang lain mendapatkan air di mana saja mereka gali dan air tersebut memancar di tempat mana pun mereka berada. Yang pertama berjalan di jalan yang terjal dan panjang
serta aliran airnya pun bisa terputus. Inilah jalan ahli ilmu kalam. Mereka menetapkan Wajibul wujud (Allah) dengan kemustahilan rangkaian sebab yang tak terbatas.
Sebaliknya, pada jalan Alquran menemukan air bisa didapatkan dan dipancarkan di mana saja berada dengan sangat sempurna. Setiap ayatnya yang mulia memancarkan air di mana saja ia dipukulkan laksana tongkat Musa. Ayat-ayat tersebut berucap, pada segala sesuatu terdapat tanda bagi-Nya Yang menunjukkan bahwa Dia adalah esa.
Kemudian iman tidak hanya diraih dengan ilmu. Akan tetapi, terdapat banyak perangkat halus pada diri manusia yang memiliki bagian iman. Sebagaimana ketika makanan masuk ke dalam perut ia terbagi dan terdistribusi ke sejumlah urat sesuai dengan posisi setiap organ, demikian pula dengan persoalan iman yang bersumber dari ilmu. Ketika ia masuk ke dalam perut akal dan pemahaman, setiap perangkat halus yang terdapat pada tubuh seperti roh, kalbu, jiwa, dan sejenisnya mengambil bagian darinya serta menyerap sesuai dengan tingkatannya. Jika ia tidak mendapatkan nutrisi salah satu perangkat halusnya, maka makrifat tersebut menjadi cacat, sementara perangkat halus tadi akan terus terhalang darinya.” 2
Ia menyambut panggilan Tuhan (meninggal dunia) pada tanggal 25 Ramadhan 1379 yang bertepatan dengan tanggal 23 Maret 1960 di kota Urfa. Namun kekuasaan militer ketika itu tidak membiarkannya beristirahat tenang di kuburnya.
Mereka
mengeluarkan jasadnya setelah pengumuman pelarangan untuk diarak di kota. Jasadnya dipindahkan ke tempat yang tak diketahui. Semoga Allah melimpahkan rahmat yang luas kepadanya serta menempatkannya di surga-Nya yang lapang.
Buku yang ada di tangan Anda ini meruakan bagian-bagian yang terkait dengan persoalan mi’raj dari Koleksi Risalah Nur.
Ihsân Qâsim ash-Shâlihi.
-------------------------
2 Al-Maktûbât, 424
konsep Alquran yang merupakan mukjizat ialah makrifat yang sempurna dan mendatangkan ketenangan seutuhnya ke dalam hati. Kita berdoa kepada Allah Yang Mahatinggi dan Mahakuasa agar menjadikan setiap bagian dari Risalah Nur laksana lentera yang menerangi jalan lurus bercahaya milik Alquran al-Karim.
Selain itu, makrifatullah yang lahir dari ilmu kalam tampak kurang sempurna, serta makrifat yang lahir dari jalan tasawuf juga cacat dan terputus jika dibandingkan dengan makrifat yang bersumber dari Alquran al-Karim secara langsung lewat warisan para nabi. Pada risalah yang lain dari Risalah Nur, kami telah memberikan perumpamaan untuk menjelaskan berbagai perbedaan antara mereka yang pendekatannya terilhami oleh Alquran dan mereka yang meniti jalan ahli ilmu kalam sebagai berikut:
Untuk mendapatkan air ada yang membawanya lewat sejumlah pipa dari tempat yang jauh yang digali
di bawah gunung. Adapun yang lain mendapatkan air di mana saja mereka gali dan air tersebut memancar di tempat mana pun mereka berada. Yang pertama berjalan di jalan yang terjal dan panjang
serta aliran airnya pun bisa terputus. Inilah jalan ahli ilmu kalam. Mereka menetapkan Wajibul wujud (Allah) dengan kemustahilan rangkaian sebab yang tak terbatas.
Sebaliknya, pada jalan Alquran menemukan air bisa didapatkan dan dipancarkan di mana saja berada dengan sangat sempurna. Setiap ayatnya yang mulia memancarkan air di mana saja ia dipukulkan laksana tongkat Musa. Ayat-ayat tersebut berucap, pada segala sesuatu terdapat tanda bagi-Nya Yang menunjukkan bahwa Dia adalah esa.
Kemudian iman tidak hanya diraih dengan ilmu. Akan tetapi, terdapat banyak perangkat halus pada diri manusia yang memiliki bagian iman. Sebagaimana ketika makanan masuk ke dalam perut ia terbagi dan terdistribusi ke sejumlah urat sesuai dengan posisi setiap organ, demikian pula dengan persoalan iman yang bersumber dari ilmu. Ketika ia masuk ke dalam perut akal dan pemahaman, setiap perangkat halus yang terdapat pada tubuh seperti roh, kalbu, jiwa, dan sejenisnya mengambil bagian darinya serta menyerap sesuai dengan tingkatannya. Jika ia tidak mendapatkan nutrisi salah satu perangkat halusnya, maka makrifat tersebut menjadi cacat, sementara perangkat halus tadi akan terus terhalang darinya.” 2
Ia menyambut panggilan Tuhan (meninggal dunia) pada tanggal 25 Ramadhan 1379 yang bertepatan dengan tanggal 23 Maret 1960 di kota Urfa. Namun kekuasaan militer ketika itu tidak membiarkannya beristirahat tenang di kuburnya.
Mereka
mengeluarkan jasadnya setelah pengumuman pelarangan untuk diarak di kota. Jasadnya dipindahkan ke tempat yang tak diketahui. Semoga Allah melimpahkan rahmat yang luas kepadanya serta menempatkannya di surga-Nya yang lapang.
Buku yang ada di tangan Anda ini meruakan bagian-bagian yang terkait dengan persoalan mi’raj dari Koleksi Risalah Nur.
Ihsân Qâsim ash-Shâlihi.
-------------------------
2 Al-Maktûbât, 424
No Voice